Bolivia Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel

Simpati terhadap Palestina tampaknya juga datang dari Amerika Latin. Presiden Bolivia Evo Morales memutuskan menghentikan hubungan diplomatik negaranya dengan Israel setelah serangan ke Gaza.

“Bolivia memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. Mengingat serangan brutal terhadap kemanusiaan ini, Bolivia akan menghentikan hubungan diplomatik dengan Israel,” ujar Morales seperti dikutip Reuters, Rabu (14/1/2009).

Sebelumnya, rekan dekat Morales, Presiden Venezuela Hugo Chavez, telah mengusir duta besar Israel dari negaranya pada 6 Januari lalu sebagai bentuk protes atas serangan Israel ke Gaza.

“Kejahatan yang dilakukan Pemerintah Israel mempengaruhi perdamaian dan stabilitas dunia,” lanjut Morales. Dia juga menyebut serangan Israel itu sebagai ‘genosida.’

Namun pihak Israel mengaku belum memperoleh konfirmasi dari Pemerintah Bolivia. “Kami belum menerima pernyataan resmi dari Pemerintah Bolivia,” ujar pejabat konsulat Israel di Bolivia, Roberto Nelkenbaum.

Nelkenbaum mengaku ‘terkejut dan sedih’ atas keputusan Morales tersebut. Sebab kedua negara telah memiliki hubungan diplomatik yang baik selama lebih dari 50 tahun. (DetikNews, 15/01/09)

Negara non Muslim saja bersikap tegas dengan Israel ketika melihat dengan mata mereka, kebiadaban Israel. Lalu mengapa negara-negara Arab yang memiliki hubungan diplomatik dengan Israel masih mau berjabatan tangan dengan sang penjajah, negara ilegal Israel itu?

4 comments

  1. dasar penguasa biadab..penjilat..membiarkan saudaranya dihinadinakan…negara non muslim aja bisa..dimana pikiranmu. kejadian seperti apalagi yang bisa membuka matahatimu pengusa biadab!!!.

  2. Seharusnya bukan hanya PENGUSIRAN deplomat dan pembekuan hubungan diplomatik…
    Tapi juga pengusiran Israel dari tanah-tanah yang telah dicaploknya…
    dan satu lagi…
    Israel juga harus menerima ‘balasan yang setimpal’ atas KEBIADABAN mereka membunuh saudara-saudara muslim kita…

  3. Lagi – lagi mental pengecut dan pengkhianat para pemimpin Arab lah kenapa kita masih saja suka “meminta – minta” dengan hina kepada mereka. Morales & Chavez keduanya belajar bagaimana imperialisme – kapitalisme yang menghasilkan neoliberalisme menghabisi hajat hidup masyarakat miskin rakyat mereka.

    Kedekatan dengan realitas dan sikap tahan banting yang membuat mereka berani mengatakan “tidak” kepada Amerika dan konco – konconya. Dengan lantang mereka selalu menyanyikan lagu perjuangan dan dengan kepala tegak mereka bisa berteriak nyaring “Hasta la victoria siempre !”

    Lalu pemimpin Arab? ah..mungkin harta mereka telah menjadi fitnah. Penyakit wahn yg akut juga telah menggerogoti jiwa mereka, pemimpin tanpa kesadaran macam begitu bagaimana bisa diharapkan menciptakan keadilan dan dengan lantang seperti para sahabat nabi dahulu berjuang dengan darah, keringat dan air mata memperjuangkan yang ‘haq dan menghabisi yang batil.
    Mari kawan, seminimal apapun yg bisa kita lakukan Insya Allah tidak akan disia – siakan di mata Allah…

    Venceremos….Islam o muerte !

  4. Para penguasa negeri Muslim Yang Pengecut itu harusnya belajar dari Sikap Evo Morales (Bolivia) & Hugo Chavez (Venezuela) yang berani memutuskan hubungan diplomatiknya dengan Israel. Seharusnya penguasa Ngegeri Muslim Yang Pengecut & Pengkhianat itu bukan saja harus berani memutuskan hubungan diplomatik tetapi menyeru kepada seluruh negeri Islam untuk bangkit dan bersatu serta mengerahkan seluruh tentara-tentaranya di negeri Islam untuk menghancurkan kebiadaban Israel sekaligus menghancurkan kebiadan Sang Gembong Teroris ” AS & Sekutunya”. Kalau itu dilakukan maka para penguasa Muslim yang pengecut itu, akan mendapatkan ampunan yang sangat besar dari Alllah SWT bahkan lebih dari itu akan mendapatkan kemuliaan dari Allah & Rasulnya serta seluruh kaum muslimin dan sekaligus mengangkat seorang Khalifah dan menyatukan seluruh negeri muslim. Itu jika dilakukan oleh penguasa muslim yang berani dan beriman kepada Allah & rasulnya. Lagi-lagi itu hanya — seandainya –, dalam tataran nyata kita hanya mengelus dada, marah, emosi, bahkan memaki-maki karena penguasa muslim yang kita harapkan sampai hari ini masih menyandang status sebagai ” Penguasa Muslim Yang Pengecut & Pengkhianat” kepada Allah & Rasulnya serta kaum muslimin. Nauzubillahi minzalik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*