HTI Press, Lamongan.Lebih dari 300 Ulama dan tokoh Umat hadir dalam Liqa’ Syawal HTI pada Sabtu 30 Agustus 2014, di Pondok Pesantren Rohullah Blimbing Paciran. Acara Liqa’ dimulai usai sholat isya` ini menghadirkan pembicara Ustadz Syamsudin Romadhon, dari DPP HTI.
Ustadz Syamsudin Ramadhan menyatakan, kewajiban menegakkan syari’ah dan Khilafah adalah kewajiban yang telah disepakati oleh para ulama, serta tata cara menegakkan Khilafah juga telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Karena itu, tidak ada keraguan dari seluruh komponen masyarakat, khususnya para ulama untuk berjuang menegakkan khilafah di garda terdepan. Disambut dengan pekik takbir dari peserta.
Dalam sesi testimoni, Ustadz Khamim, seorang tokoh masyarakat menceritakan tentang pertemuannya dengan Hizbut Tahrir. Diawali dari putranya sudah terlebih dulu menjadi aktivis HTI. Putranyalah yang mengajak dirinya untuk bergabung bersama HT dalam penegakan khilafah.
Dalam sesi tanya jawab, beberapa peserta liqa menanyakan arah Hizbut Tahrir dalam perjuangan, dan cara memperjuangkan berdirinya Khilafah, serta jobdesk bagi ulama dalam perjuangan penegakan khilafah.
Ustadz Syamsudin Romadhon menjelaskan, Hizbut Tahrir mengajak umat untuk bergabung dalam barisan perjuangan khilafah semata-mata bukan karena ta’asub, tetapi semata-mata karena memenuhi seruan Alloh SWT yang ada dalam surat Ali Imran 104, sehingga jelas ke arah mana perjuangan Hizbut Tahrir.
Tentang cara penegakan Khilafah, Ustadz Syamsudin Romadhon menjelaskan tegaknya khilafah harus mengikuti metode dakwah Rasulullah SAW, yang terbagi dalam tiga tahapan, yaitu tahap pembinaan, tahap interaksi, dan perjuangan dan penyerahan kekuasaan dengan jalan tholabun nusroh. Dalam tahap pembinaan ada dua hal yang dilakukan yaitu pengkaderan, dan pembinaan umum. setelah itu dakwah berkembang, dan disampaikan secara terbuka dan terang-terangan, serta mengatakan apa adanya tidak boleh lembek. Setelah itu sampai pada tahap untuk meraih kekuasaan dengan jalan tholabun nusroh.
Tentang pertanyaan apakah Hizbut Tahrir sudah memiliki jobdesk untuk peran ulama. Syamsudin Romadhon menjelaskan, bahwa Hizbut Tahrir telah memetakan peran ulama dan tokoh masyarakat. Bahkan Hizbut Tahrir sudah punya roadmap-nya sehingga peran setiap individu, ulama, dan tokoh masyarakat jelas. Peran ulama dan tokoh masyarakat dengan kapasitas keilmuannya memberikan pencerahan tentang kewajiban untuk memperjuangkan khilafah, sehingga umat sadar bahwa sistem yang ada saat ini rusak, dan tidak bisa dipakai untuk mengatur kehidupan”.
Syamsudin Ramadhan menyatakan Khilafah adalah ide Islam, dan semua ulama madzhab sepakat wajib hukumnya untuk memperjuangkan dengan metode dakwah Rasulullah SAW.[]