BRISBANE — Tantangan yang dihadapi umat Islam di Brisbane Australia kian berat. Kaum Muslim di negara itu terus dipojokkan. Stasiun radio 4BC di Bribane menyiarkan seruan anti-Islam. Penyiar Radio 4BC, Michael Smith menyerukan agar Muslimah yang memakai jilbab di tempat umum harus didenda, karena dianggap tak sopan.
Seruan Smith itu ternyata mendapat dukungan dari Asosiasi Ritel Nasional Australia. Direktur Eksekutif asosiasi ritel, Scott Driscoll menyatakan sepakat dengan seruan Smith itu. Menurut dia, seorang konsumen tak boleh memakai jilbab saat masuk ke toko atau ke bank. Para pemilik toko diminta untuk membuat larangan Muslimah berjilbab untuk masuk ke dalam toko.
”Seharusnya, para peritel tak takut untuk menetapkan larangan memakai jilbab sebagai syarat masuk toko,” cetus Driscoll. Driscoll tampaknya telah terjangkiti Islam fobia. Tanpa alasan yang jelas, ia menganggap Muslimah berjilbab sebagai ancaman bagi keamanan.
Pernyataan anti-Islam yang disiarkan Smith di Radio 4BC itu langsung diprotes Presiden Dewan Islam Queensland, Suliman Sabdia. Ia menilai siaran Smith di Radio 4BC merupakan bentuk anti-Islam. ”Dia memiliki hak untuk berbicara. Tapi yang diungkapkannya itu menunjukkan intoleransi. Ia tak memahami aturan hidup seorang Muslim,” cetus Sabdia.
Sabdia tak menuntut agar Smith dipecat dari jabatannya sebagai penyiar radio. Ia justru lebih memlih untuk berdiskusi dengan penyiar radio yang Islam fobia itu. ”Kami memaafkan ketidakpahamannya terhadap Islam. Semoga Allah SWT memberi hidayah kepada Smith,” tuturnya.
Christine Donnelly dari Otoritas Media dan Komunikasi Australia mengatakan, Smith telah menyimpang dari kode praktik. Kemungkinan, izin radio itu bisa dicabut. Berdasarkan aturan, radio komersial tak boleh menyerang orang atau kelompok atas dasar etnis, agama, kenegaraan, jender, jenis kelamin dan usia.
Kasus anti-Islam yang digulirkan penyiar Radio 4BC dan Asosiasi Ritel Nasional itu mengundang tanggapan dari Menteri Negara Hubungan Multikultural, Michael Atkinson. Menurut dia, jika larangan itu ditetapkan para peritel, maka penerapannya harus lebih luas dibanding hanya diterapkan pada Muslimah.
”Sangat tak masuk akal, sebab wanita yang menggunakan jilbab masih dapat dilihat. Anda bisa melihat wajahnya. Mereka bukanlah ancaman bagi keamanan,” tegas Atkinson membela Muslimah. Anti-Islam di Australia tampaknya kembali menguat. Dalam sebuah polling yang dilakukan website Radio 4BC terungkap sebanyak 76 persen responden menyatakan setuju jika pemakaian jilbab dibatasi. Namun, sebanyak 23 persen responden lainnya menyatakan tak setuju. (Koran Republika, 17 Januari 2009)
Hanya ISLAM yang menjamin perlindungan terhadap perempuan
dalam bingkai Daulah Khilafah Islamiyah…
kita butuh ‘Al Mu’tasim – Al Mu’tasim’ baru…
Yang akan membela kehormatan muslimah…
Kehormatan sekecil apapun, yang itu terkait dengan penerapan syariat Islam akan dibela habis oleh SANG KHALIFAH…
Allahu Akbar…
Umat muslim hrus scptnya bersatu!! Sekarang lah saat nya “KHILAFAH MEMIMPIN DUNIA’
Lawan Saudari ku
Melawan Penguasa Dzolim adalah Satu titian menuju Surga Alloh
Pelarangan jilbab bukti ketakutan barat(islamophobia)sekaligus kebencian barat terhadap Islam.Muslim Dunia bersatulah hadapi mereka sesungguhnya mereka itu lemah dan kita kuat. Allahu Akbar
Adik saya saja yg kerja di Semarang juga dilarang memakai jilbab, terus diintimidasi dan diisolasi.. mohon sarannya !