Paus Fransiskus, pada hari Ahad (21/9), di hari terakhir kunjungannya ke Albania menegaskan bahwa negara ini “bukan negeri Muslim, tapi Eropa”. Ia menjelaskan bahwa ia memilih negara kecil ini, sebagai negara pertama yang dikunjunginya di benua Eropa, sebab ia ingin “mengirim pesan” ke Eropa.
Paus Vatikan ini tengah bergabung pada Perang Salib baru atas umat Islam. Sehingga ia dengan tegas memproklamirkan perang terhadap keberadaan Islam di Eropa dengan memberikan lisensi baru untuk membunuh Islam, dan menteror kaum Muslim di Eropa setelah dalih memerangi terorisme, yang telah menyatukan negara-negara kafir dan para bonekanya dalam koalisi baru Obama. Sejauh ini, pembunuhan, penyiksaan dan pengusiran terus menghantui kaum Muslim Albania selama berabad-abad untuk mencabut Islam dari negara itu. Di sini, Paus—di balik kedok kepedulian palsu atas bergabungnya Albania dengan Uni Eropa—kembali meniup api kebencian kaum salibis terhadap kaum Muslim di sana.
Pada tahun 1929 Italia menduduki Albania selama empat tahun berikutnya. Kemudian diduduki oleh Jerman, pada tahun 1943. Setelah Jerman keluar dari Albania, selanjutnya Albania ada dalam cengkeraman rezim komunis paling keji dan kotor sepanjang sejarah. Rezim ini melancarkan sejumlah serangan paling keras terhadap Islam dengan perang yang tiada henti. Mereka menghancurkan semua masjid, dan mengubahnya menjadi gudang, museum dan pertokoan, serta sepenuhnya melarang simbol-simbol peribadatan.
Seharusnya Paus Roma yang baru ini belajar realitas sejarah dan politik, serta menyadari bahwa beberapa dekade pembunuhan dan teror Eropa terhadap kaum Muslim Albania, tidak mampu mencabut mereka dari rumahnya di sana. Kaum Muslim di sana benar-benar menderita akibat dari tindakan negara-negara Eropa, yaitu penderitaan yang tidak mampu dipikul oleh gunung-gunung sekalipun. Namun mereka tetap tegar, tidak mau menukar agamanya, bahkan mereka menghasilkan bagi umat Islam para ulama, tentara dan pemimpin yang luar biasa dan tiada duanya.
Jika Eropa pada puncak kebesarannya saja tidak mampu mencabut kaum Muslim Albania, lalu bagaimana dengan Eropa yang lemah dan Amerika yang bobrok akan mampu melakukannya. Sementara umat Islam sekarang tengah bergerak ke arah pemulihan kekuasaannya untuk mendirikan Khilafah yang akan mengembalikan tanah kaum Muslim, dan tengah bergerak menuju Roma untuk mewujudkan kabar gembira dari Rasulullah saw?
Sekarang kekuatan kufur berusaha bersatu dengan segala-galanya, menyerukan untuk memerangi kaum Muslim, dan mencabutnya dari tempat dimanapun mereka berada. Mereka ini merasa bahwa mereka memiliki kekuatan dan peluang besar untuk mengalahkan umat Islam. Namun kaum kafir dan pihak-pihak di belakangnya kecewa. Ingat! Islam adalah agama Allah yang akan menang dan dimenangkan atas semua agama. Sedang umat Islam adalah umat yang berakar kuat di kedalaman sejarah, dan kini kaum kafir dibuatnya bingung dengan gerak cepat umat Islam dalam mengembalikan kekuasaannya, melalui tegaknya Khilafah Rasyidah yang mengikuti metode kenabian.
Kabar gembira akan tegaknya Khilafah telah disampaikan oleh Rasulullah saw sebagai rahmat bagi seluruh alam. Dan Khilafah ini yang kelak akan menaklukkan Roma, serta seluruh penjuru dunia untuk menyebarkan kebaikan, hidayah, keamanan dan ketenangan, tidak seperti kapitalisme salibis yang benar-benar membuat pemiliknya diselimuti keburukan.
Dan selama Khilafah belum tegak, serta bendera al-‘uqab belum berkibar di dinding-dinding Roma, maka para pejuang revolusi harus terus melanjutkan perjuangan suci ini (pal-tahrir.info, 22/9/2014).