Diskusi Tokoh dan Ulama Medan : Demokrasi Didesain Untuk Perpecahan Umat Islam

HTI Press, Medan(21/9). “Sistem Demokrasi sengaja di desain untuk memecah belah umat Islam terutama oleh negara pengembannya Amerika Serikat”. Hal tersebut disampaikan oleh ust Timsar Zubir (Ketua FUI Sumut) dan para tokoh lainnya dalam acara Diskusi Tokoh terbatas “Rekonsiliasi Umat Pasca Pilpres 2014” di Kantor HTI Sumut Jl.Amaliun No.90 Medan.

Acara yang dipandu oleh moderator Muhammad Aqil tersebut berlangsung hangat dan penuh kekeluargaan dan para tokohpun antusias mengikuti acara tersebut. Pertemuan yang dilaksanakan ba’da Isya tepatnya pukul 20:30 tersebut dihadiri dari berbagai kalangan tokoh, ulama dan ormas Islam seperti FUI,FPI ,HTI dan lainnya. Diskusi yang membahas masalah umat kekinian termasuk pasca pilpres tersebut diawali dengan pembacaan kalam ilahi oleh ust Syaiful Abu Sahlan dan dilanjutkan dengan penyampaian materi pengantar acara oleh ust Muhammad Yusran Ramli. Diskusi tersebut sengaja di desain dengan memberikan kesempatan kepada para tokoh dan ulama untuk menyampaikan komentar dan argumentasinya menyikapi seputar masalah yang terjadi ditubuh umat terutama pasca pilpres 2014 di Indonesia yang baru berlangsung.

Menyikapi masalah perpecahan umat Nursarianto ( Sekretaris FPI Sumut) menyampaikan bahwa “dalam konteks Islam, Islam menjauhkan ummat dari perpecahan ,efek ke depan bisa membuat ummat tidak percaya lagi terhadap apa yg berbau syariah dan kondisi perpecahan ummat di partai Islam sudah tidak wajar lagi” . Sementara ust Abbas Ramli (FUI Kota Medan) menjelaskan “selagi sumbernya bukan dari Islam, maka pasti akan memberikan perpecahan. Demokrasi lebih mementingkan hukum berdasarkan suara terbanyak, sementara Islam menegaskan hukum harus berasal dari Islam. Sehari sebelum pilpres pesawat AS turun di Halim. Demokrasi adalah sumber perpecahan. Jalan keluarnya adalah kembali ke hukum Allah, menegakkan khilafah” ,ujar beliau.

Dalam kesempatan tersebut Muhammad Fatih Al Malawi (Ketua LKU- HTI Sumut )menyampaikan bahwa ada yang berpendapat perbedaan itu belum sampai tahap perpecahan. Bila berkaitan dengan ikhtilaf, tidak ada masalah. Namun bila tafarruq, maka perlu didudukkan. Bila dalam persoalan aqidah kita harus tegas. Perbedaan sekarang sudah sampai kepada tahap iftiroq.

Terkait dengan kenapa umat berpecah padahal aqidahnya satu ust Wirman Abu Sauqi (Ketua LF -HTI Sumut) mengatakan karena umat sering terjebak dalam pemikiran yang pragmatisme, ide demokrasi menjadi kanalisasi ide umat Islam untuk menerapkan syariah. Aqidah hanya digunakan dalam aspek ibadah, belum dipakai aspek penyatu dalam politik beliau berpendapat aqidah ruhiyah dan aqidah siyasiyah umat harus bersatu.

Sementar ust Usmarlin mengatakan dalam demokrasi hanya persoalan sah atau tidak sah, serta menang atau kalah bukan apakah benar atau tidak. Maka dalam demokrasi perpecahan adalah sesuatu yang wajar. Dari sistem sendiri sudah menjadi jalan lahirnya perpecahan. Maka harus kembali kepada solusi Islam.

Dari hasil diskusi para tokoh tersebut disimpulkan bahwa saat ini umat islam mengalami perpecahan yang sengaja di desain oleh negara kapitalis dengan ide demokrasinya. Dan mereka sepakat bahwa solusinya harus kembali pada Islam dengan menegakkan kembali syariah dan khilafah dalam bingkai kehidupan . [] LS/MI Sumut

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*