Lebih dari 200 orang ditangkap setelah kekerasan meletus antara umat Hindu dan Muslim di negara bagian Gujarat, India seorang perwira senior mengatakan hari Senin, sebagaimana dilaporkan AFP.
Bentrokan itu mulai terjadi pada Kamis di kota Vadodara setelah sebuah gambar di sosial media membuat tersinggung kaum Muslim. Otoritas negara kemudian merespon dengan memblokir internet mobile dan pesan teks untuk mencegah eskalasi lebih lanjut dari konflik tersebut.
Setelah beberapa hari terjadi kekerasan, di mana kedua belah pihak terlibat kerusuhan dengan saling melemparkan batu dan satu orang ditikam, polisi lalu menangkap lebih dari 200 orang dari kedua belah pihak, kata D.J. Patel, Komisaris Polisi Vadodara.
Menurut Patel, orang yang bersalah yang memulai kerusuhan itu adalah seorang guru yang memposting pesan kontroversial di WhatsApp. Sejak saat itu dia ditangkap, kata Patel kepada AFP.
Gujarat sebagian besar dihuni oleh umat Hindu, sementara kaum muslim merupakan minoritas. Pada tahun 2002, lebih dari 1.000 orang, dimana sebagian besar adalah Muslim, tewas dalam kerusuhan bernuansa agama. Perdana Menteri India saat ini, Narendra Modi, adalah mantan pemimpin provinsi Gujarat dan sebelumnya dia telah dituduh terlibat dalam serangan itu.
Polisi menginformasikan bahwa kota telah kembali normal; Namun layanan Internet akan tetap diblokir sampai hari Selasa untuk mencegah eskalasi potensi konflik, kantor berita Press Trust of India melaporkan.
Sumber: Ria Novosti (29/9/2014)