Ibadah haji telah dijalani jutaan kaum Muslimin dari seluruh dunia. Sayangnya, dampak haji tak terlihat dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat termasuk mereka yang sudah melaksanakan haji tak berubah. Mengapa itu bisa terjadi? Bukankah haji merupakan salah satu ibadah yang sangat esensial dalam persatuan umat Islam sedunia? Wartawan Media Umat Joko Prasetyo mewawancarai Osman Bakhach, Direktur Kantor Media Pusat (CMO) Hizbut Tahrir melalui surat elektronik. Berikut petikannya.
Kaum Muslimin dari berbagai belahan dunia, baik yang berkulit hitam hingga kulit putih semuanya berkumpul dan bersatu dalam ibadah haji. Apa pendapat Ustadz tentang hal ini?
Haji merupakan pilar utama dari dien; meskipun tidak setiap Muslim/Muslimah dapat ikut berhaji, walaupun berkeinginan untuk melakukannya, semua orang dapat ikut dalam perkumpulan tahunan umat Islam ini.
Persatuan universal ini adalah manifestasi utama dari kesatuan umat Islam; ibadah haji menyoroti ketentraman atas pesan Islam: kesatuan umat manusia dalam ketundukannya kepada Sang Pencipta, terlepas dari hambatan buatan apapun: baik itu ras, warna kulit, atau asal negara.
Namun, pertanyaannya adalah apakah persatuan ini terlihat ketika salah satu negara Muslim memiliki masalah?
Hidup adalah perjuangan yang terus-menerus antara kebenaran dan kebohongan, dan dengan demikian selalu ada masalah, tantangan dan kesulitan; pertemuan universal tahunan ini adalah untuk menggalang kesatuan spiritual dari semua kaum Muslimin, sehingga semua orang dapat belajar dan mengetahui tentang kondisi kaum Muslimin lainnya, dan berjanji bersama-sama untuk mendukung kaum Muslimin di mana saja dan di semua tempat.
Biasanya, hal ini dilakukan di bawah arahan seorang khalifah; yakni bahwa ibadah ini bukan hanya masalah spiritual atau emosional belaka, tetapi juga masalah kepemimpinan politik kaum Muslimin umat yang dimanifestasikan oleh khalifah (yang menurut definisi hanya satu orang untuk seluruh kaum Muslimin di dunia) yang berusaha untuk menyalurkan energi dan kekuatan kaum Muslim menuju tujuan bersama untuk melayani dien baik di dalam negara Muslim maupun di luar negara untuk mengemban dakwah ke seluruh penjuru dunia.
Jelas bahwa haji kehilangan esensi dasar pesannya di bawah kepemimpinan politik yang korup saat ini dari rezim yang dipaksakan berkuasa oleh Barat penjajah kepada umat. Mereka bekerja untuk mengosongkan haji dari pesan Islam yang besar dengan membatasi ibadah ini menjadi upacara spiritual yang dilakukan oleh pribadi belaka.
Tahun ini haji dilakukan pada saat terbentuk aliansi baru yang diluncurkan oleh Obama yang kononnya untuk menghancurkan terorisme ISIS, apa pendapat Anda?
Seperti yang saya katakan, perjuangan antara umat Islam melawan musuh-musuhnya terus berlangsung sampai Islam menang. Aliansi Obama adalah suatu keputusasaan dalam upaya terakhir yang sia-sia untuk mencegah munculnya Khilafah Islam, sebagaimana yang dinubuwahkan oleh Nabi Muhammad SAW: “Setelah zaman penguasa yang menindas… maka akan muncul Khilafah yang berjalan di atas jalan kenabian.”
Amerika telah menggunakan segala cara tipu daya yang mungkin dilakukan dan telah mengeluarkan seluruh kekuatan dan mesin pembunuhnya dalam upaya yang sia-sia untuk menghancurkan revolusi di Suriah, dengan memanfaatkan Iran dan sekutu lainnya, namun semua usahanya gagal. Sehingga inilah yang memaksa Obama untuk mengganti kebijakan sebelumnya dan memulai aliansi ini.
Semua ini membuat haji tahun ini sesuatu yang khusus, kecuali bahwa rezim pengkhianat Arab Saudi telah berjanji untuk menghancurkan setiap suara yang tulus yang menyerukan dipulihkannya persatuan dan martabat Islam.
Menyedihkan melihat para ulama di Hijaz dan Najd diam terhadap pengkhianatan yang jelas-jelas oleh penguasa Al Saud. Namun ini adalah keuntungan lain dari revolusi Suriah: revolusi ini benar-benar dan akhirnya telah mengungkap kebohongan yang terbuka dan kemunafikan dari mereka yang memenuhi ruang publik dengan mengklaim “melakukan dakwah”.
Umat belum pulih dari agresi Israel baru-baru ini terhadap saudara-saudara kita di Gaza, dan sebelumnya kita hampir tidak bisa mengikuti kekejaman dan genosida yang dilakukan terhadap saudara-saudara kita di Afrika Tengah dan kaum Muslim Rohingya di Myanmar. Banyak orang bertanya kapan semua ini akan berakhir?
Ya ini adalah kebenaran apa adanya. Dengan tidak adanya khilafah, musuh akan memangsa kaum Muslimin, merobek-robeknya dan memperbudak sesuai dengan keinginan mereka; ini telah disabdakan oleh Nabi SAW dalam hadis: “Ikatan Islam akan lepas terurai satu per satu, setiap kali simpul terlepas, manusia akan bergantung pada simpul berikutnya, yang pertama terlepas adalah pemerintahan dan simpul yang terakhir adalah shalat (HR. Hakim / Ahmad).
Hadits ini menunjukkan bahwa pemerintahan adalah simpul paling atas yang membuat simpul berikutnya menjadi aman dari ikatan. Hal ini karena khalifahlah yang bertanggung jawab untuk menerapkan Islam secara menyeluruh, dan untuk melindungi masyarakat. Seperti dalam hadis lain: “Imam adalah perisai, di belakangnya umat berperang dan kepadanya umat berlindung.”
Di sisi lain, aliansi Obama merupakan indikasi kekuatan iman kaum Muslimin dan dinamisme mereka; yaitu jika umat tertidur, para diktator di Pakistan, Mesir, Suriah Yordania dan sebagainya akan melakukan pekerjaan mereka untuk menundukkan umat sesuai dengan keinginan para penguasa kolonial mereka.
Apa solusinya kemudian, dan bagaimana kaum Muslimin bisa melaksanakan kewajiban mereka terhadap sesama Muslim dan kepada Tuhan mereka?
Solusinya telah lama digambarkan dalam Alquran dan Sunnah: satu-satunya jalan ke depan adalah dengan menerapkan cara hidup Islam sepenuhnya: tidak ada Islam dengan tidak adanya khilafah.
Di dalam Alquran kita membaca ayat: “Sesungguhnya Dien yang diterima di sisi Allah adalah Islam.” Islam adalah penyerahan sesuai dengan kehendak Allah SWT yang diwujudkan dalam melaksanakan syariah pada setiap jalan hidup.
Syariah tidak bisa ditegakkan sepenuhnya kecuali di bawah khilafah. Karenanya adalah kewajiban bagi setiap Muslim dan Muslimah berjuang dalam kapasitas maksimum untuk mengembalikan khilafah dan melakukannya sesuai dengan metodologi yang diajarkan oleh Nabi SAW.
Tak dapat dibayangkan bahwa sementara orang kafir Barat menyatukan semua energi dan kekuatannya untuk menghancurkan aspirasi umat Muslim, kemudian kita menemukan para penguasa negara-negara Muslim berteman dengan kafir Barat dan mencari keridhaan para tuan Baratnya.
Kaum Muslimin dimanapun mereka diserukan untuk menunaikan kewajiban mereka terhadap Allah SWT agar berjuang siang dan malam untuk melenyapkan para pemimpin yang korup, sebelum hal ini tercapai umat Islam di manapun harus mencegah para pemimpin politik lokal untuk mendukung aliansi perang salib yang dilancarkan oleh Obama.
Dalam waktu yang bersamaan, kaum Muslimin harus menyalurkan semua energinya untuk menegakkan khilafah. Mereka harus menekan pada pemimpin tentara kaum Muslimin untuk berdiri berdampingan bersama umat untuk melayani dien, bukan melayani musuh dien.[] terjemahan riza aulia
Sumber: Tabloid MediaUmat