“Apa pun upaya yang dilakukan untuk menyimpangkan perhatian kita terhadap Masjid Al-Aqsa, kita tidak akan membiarkan hal ini terjadi. Ini adalah alasan subversif yang masuk akal dan murahan yang sedang dicoba untuk dicapai oleh pendudukan Israel.’
Juru bicara Hamas Salah Al-Bardaweel mengatakan pada Rabu malam itu gerakannya tidak akan setuju untuk rekonstruksi Jalur Gaza sebagai imbalan untuk menutup mata terhadap pelanggaran yang dilakukan Israel terhadap Masjid Al-Aqsa, Felesteen Online melaporkan.
“Orang yang berpikir bahwa kita ingin rekonstruksi rumah-rumah kami sebagai imbalan untuk menutup mata kita atas pelanggaran oleh Israel terhadap Masjid Al-Aqsa adalah salah,” katanya.
Pemimpin Hamas menyerukan Otoritas Palestina untuk menghentikan kerja sama keamanan dengan pendudukan Israel sebagai tanggapan terhadap pelanggaran terbaru oleh Israel terhadap Masjid Al-Aqsa.
Meshaal mengajak umat Islam untuk membela Masjid Al-Aqsa
Sementara dalam kesempatan lain Khaled Meshaal, Kepala Biro Politik gerakan perlawanan Islam Hamas, hari Kamis menyerukan umat Islam untuk membela Masjid Al-Aqsa, dan mencatat bahwa Israel sedang mencoba untuk menguasai tempat suci yang menjadi fokus Intifada Palestina pada tahun 2000 itu.
Situs berita online Felesteen mengutip Meshaal, yang berbicara di ibukota Qatar Doha, yang mengatakan bahwa: “Saya menyerukan negara untuk marah demi Masjid Al-Aqsa dan saya mengucapkan selamat dan hormat terhadap kaum muslim dan muslimah, serta mujahidin, yang melakukan aksi duduk di Al-Aqsa dan menghadapi musuh demi membela Al-Aqsa. ”
Dia menambahkan bahwa, “Kami meminta semua orang muslim untuk membela Yerusalem dan Al-Aqsa, dan kami mendesak semua rakyat kami yang berada di dalam negeri untuk segera pergi ke Al-Aqsa untuk mempertahankannya.”
Menurut situs berita, Meshaal mengatakan bahwa pemerintah Israel mengambil keuntungan dari disibukannya dunia Arab dengan gejolak regional, terutama di Suriah dan Irak, dan mencoba untuk mengambil alih Al-Aqsa.
Mengenai potensi pecahnya perang baru, Meshaal menjawab bahwa, “Tak seorang pun ingin perang, tapi adalah hak kami untuk melawan dan melindungi hak-hak kami,” sambil menunjukkan bahwa, “Perlawanan adalah satu-satunya cara untuk menangani berbagai masalah kami. ”
Dia menambahkan, “Al-Aqsa meminta kita untuk menjadi mujahid untuknya, dan siapa saja yang dapat membawa senjata di wilayah tersebut harus pergi dan mempertahankannya, karena ini adalah makna sebenarnya dari jihad. (Middle East Monitor, 19/10/2014)