HTI Press. Sekitar 700 mahasiswa berkumpul di Lapangan Balaraja, Kabupaten Tangerang, Minggu (19/10). Mereka menyuarakan Islam sebagai solusi atas problematika umat. Sekaligus menyeru kepada khalayak bahwa sistem demokrasi yang tengah diterapkan negeri ini telah gagal dan harus segera diganti dengan Islam, yakni sistem Khilafah.
“Tak ada sistem yang sanggup menjadi solusi selain Islam. Demokrasi telah menghancurkan kita. Apakah akan dipertahankan? Jelas tidak,” teriak Erwin Permana, salah satu orator. Aktivis 98 ini pun mengurai rekam jejak pemerintah yang selalu menyengsarakan rakyat. Antara lain dengan naiknya tarif dasar listrik, kenaikan harga BBM, kebijakan yang pro terhadap asing, dan lain-lain. “Karena itu, we need khilafah, not democracy,” lanjutnya, seraya disambut takbir mahasiswa.
Aksi mahasiswa dalam rangka Indonesia Conggress of Muslim Students (ICMS) tingkat nasional yang akan digelar 2 November di Jakarta ini diselenggarakan di seluruh nusantara, tepatnya di kota-kota besar tiap-tiap provinsi. Tujuannya untuk menggugah kembali daya kritis mahasiswa dalam mengkritisi kebijakan nasional yang cenderung pro terhadap kapitalisme dan menyengsarakan umat.
Sementara itu, Wakhid Buidarto, aktivis BKLDK Banten, menyampaikan bahwa saat ini Indonesia sedang dalam kondisi bahaya. Di lihat dari banyaknya kebijakan yang sudah tidak lagi membela rakyat. Kebijakan yang ditelurkan legislatif dan eksekutif bayak yang pro terhadap liberal. “Lihat, seks bebas, aborsi, hingga kebijakan sosial, pendidikan, semua mengaraah kepada materialisme. Ini menyebabkan negara amburadul,” tuturnya.
Aksi yang disertai musikalisasi puisi hingga aksi teaterikal ini dihadiri mahasiswa se-Banten. Mereka juga menandatangani resolusi untuk Jokowi dan JK yang akan dilantik menjadi presiden, agar tidak lagi menjadikan demokrasi sebagai jalan pemerintah. “Ganti demokrasi dengan Khilafah,” tegas Faturahman, Ketua Panitia. []MI HTI Banten