HTI Press, Banjarmasin. Hizbut Tahrir Indonesia terus mengampanyekan penegakan pemerintahan dengan sistem khilafah di negeri ini yang mayoritas penduduknya Muslim.
Karena menurut Koordinator Lajnah Khusus Mahasiswa Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Kalimantan Selatan (Kalsel) Asbudi, di Banjaramasin, Ahad, hanya dengan sistem khilafah akan mengantarkan negeri dan bangsa ini pada kemajuan sesuai dengan syariat Islam.
“Sistem demokrasi liberal dan kapitalis, seperti yang tumbuh dan berkembangan di Indonesia belakangan ini, tidak sesuai dengan sistem Khilafah,” katanya dalam orasi di sela melakukan “long march” menyusuri jalan raya di Kota Banjarmasin.
Sementara itu, orator Ahmad Anwar, A.Md. yang juga alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) Banjarmasin menyatakan sebagian besar masyarakat, bahkan mahasiswa, menganggap politik itu kotor dan najis.
Oleh sebab itu, lanjut dia, tidak mengherankan kalau mereka mahasiswa berusaha menjauhi sistem demokrasi liberal dan kapitalisme yang tumbuh dan berkembangan di Indonesia.
“Mengapa sebagian masyarakat/mahasiswa menganggap demikian (kotor dan najis)? Karena politik yang mereka kenal berasal dari sistem demokrasi dari paham non-Muslim,” ujarnya.
Ironisnya, alumnus perguruan tinggi negeri tertua di Kalsel itu dalam demokrasi sekarang yang diuntungkan hanya penguasa dan pemilik modal.
Dalam Islam, lanjut dia, politik sesuatu yang mulia. “Karena arti politik itu sendiri adalah mengurusi urusan umat dengan syariat Islam. Oleh karena itu,” katanya.
Oleh karena itu, kata Ahmad Anwar, masyarakat Indonesia yang mayoritas Muslim sudah saatnya menggantikan demokrasi liberal dan kapitalisme dengan sistem khilafah yang akan mengurusi urusan umat dengan aturan Islam.
Long march massa HTI menyusuri jalan raya “kota seribu sungai” Banjarmasin itu untuk mengenalkan kepada mayasyarakat bahwa mereka mau menggelar Kongres Mahasiswa Muslim Indonesia 2014 atau Indonesia Congress of Muslim Students (ICMS).
Untuk Kalsel, pelaksanaan ICMS di Gedung Bundar Sultan Suriansyah (Susu) Jalan Brigjen H. Hasan Basry-Kayu Tangi Banjarasin yang dijadwalkan pada tanggal 25 Oktober 2014, bersamaan dengan 73 kota lain di Indonesia.
Kongres tersebut bertujuan menguatkan kembali pemahaman, terutama di kalangan mahasiswa tentang urgensi penegakan khilafah rasyidah `ala minhaj nubuwwah.
Dalam long march sosialisasi ICMS dengan aksi sebar brosur dan menyusuri Sungai Martapura yang berada di Kota Banjarmasin dengan menggunakan beberapa kelotok (perahu yang menggunakan motor/mesin). (ANTARA, 12/10/2014)
Semoga sukses dan berkah agar terjadi kebangkitan pemuda ke arah yg benar, yaitu kebangkitan islam, not democracy and capitalism. Aamiin.