Sebagaimana diberitakan oleh Radio Free Europe (15/10), Dinas Rahasia Rusia (FSB) Cabang Tatarstan dan Kementerian Dalam Negeri Tatarstan saat ini melakukan operasi khusus. Operasi khusus itu bertujuan untuk menghentikan kegiatan Hizbut Tahrir al-Islami. Delapan pemimpin lokal HT ditahan. Selama penggerebegan yang dilakukan pada 20 alamat, sejumlah besar materi dalam bentuk hard copy dan media magnetik telah disita.
Departemen investigasi lokal FSB telah memulai proses pidana sesuai dengan KUHP Rusia. Mereka menjerat para aktivis HT dengan menggunakan pasal ‘mengorganisir kegiatan organisasi teroris dan berpartisipasi dalam jenis kegiatan seperti itu’. Pasal ini memberikan ancaman hukuman penjara 10 tahun.
Beberapa tahanan sebelumnya mengorganisir kegiatan Hizbut Tahrir. Pada tahun 2010, para aktivis organisasi itu dihukum sesuai dengan hukum pidana, dengan pasal ‘mengambil alih kekuasaan secara paksa dan retensi paksa kekuasaan’.
Pada keputusan Mahkamah Agung Rusia dari tanggal 14 Februari 2003, operasi Hizbut Tahrir di Rusia dilarang.
Tentu, siapapun yang mengenal HT secara benar, akan berkesimpulan bahwa apa yang dilakukan pihak berwenang Rusia adalah sebuah lelucon yang tak lucu. Pasalnya, siapapun yang mengenal HT secara benar, HT sejak berdirinya pada tahun 1950-an hingga hari ini tetap konsisten untuk tidak menggunakan cara-cara kekerasan apalagi teror dalam memperjuangkan cita-citanya untuk menegakkan kembali Khilafah. Kejahatan rezim Rusia terhadap HT dan para aktivisnya hanya makin menunjukkan kelemahan dan ketidakberdayaan mereka secara intelektual dan politik dalam menghadapi HT. Cara-cara kriminal rezim Rusia dengan melakukan tuduhan palsu ‘terlibat terorisme’, diikuti dengan sejumlah penangkapan aktivis HT tanpa dasar—kecuali semata-mata atas dasar tuduhan palsu tersebut—hanya semakin menunjukkan ketakutan rezim terhadap kebangkitan Khilafah yang diserukan HT di seluruh dunia, khususnya di Rusia. []