Ayyub Bengtsson, Muallaf, Syabab Hizbut Tahrir Skandinavia , Berjuang Dalam Kesabarannya Hingga Allah SWT Memanggil

Selamat berpisah Saudara kami yang tercinta .Ayyub Bengtsson

Pada hari ini tertulis bahwa kehidupan di dunia bagi Ayyub Bengtsson berakhir pada usia 31 tahun. Dia telah benar-benar hidup sehingga namanya; yang dengan kesabarannya walaupun dengan kesulitan dan kegigihan untuk melaksanakan ajaran Islam – layak menyandang nama Nabi Ayyub (AS).

10 tahun yang lalu dia masuk Islam di sebuah apartemen di Rødovre, dan sejak saat itu dia menjadi inspirasi bagi semua orang di wilayah sekitarnya. Tindakan pertamanya setelah bersyahadat adalah belajar bagaimana melaksanakan shalat. Dia mempelajari apa yang diperlukan dengan cepat – sejak hari pertama dia serius mempelajari Islam.

Pada masa di mana Islam dan kaum Muslim berada di bawah serangan yang amat berat, dan masyarakat Denmark dicirikan oleh suasana ketakutan dan kebencian, Ayyub Bengtsson menantang semua hal ini dan memilih kebenaran. Dia tengah berada di masa jayanya, dan dengan karir musik yang menjanjikan dimana dunia berada di bawah telapak kakinya, namun dia memilih Allah SWT, dan dia memegang tali Allah SWT

Kecintaanya bagi Islam dan kaum Muslimin benar-benar mengagumkan, dan saat dia menyerukan orang lain kepada Islam, dia dikenal karena pandangan-pandangannya di masa-masa sulit, dia dikenal karena selalu menghadapi ide-ide palsu dan dia dikenal sebagai seorang saudara yang setia, selalu ada – tanpa menghiraukan waktu dan tempat.

Dia adalah anggota Hizbut Tahrir, dia memiliki keluarga, dan dia adalah seorang insinyur yang menghabiskan masa mudanya untuk berbakti kepada Allah SWT. Semoga Ayyub berada di bawah naungan Allah SWT pada hari ketika tidak ada naungan lain selain naungan Allah SWT!

Dengan ketulusan dan upaya untuk menegakkan kembali Khilafah dan keyakinan yang tidak tergoyahkan dalam janji kemenangan dari Allah SWT, dia mendorong semua orang di sekitarnya untuk melakukan hal yang sama.

Pada tahun 2013, pada bulan Ramadhan, dia didiagnosis mengidap kanker, dan meskipun penyakitnya telah mempengaruhi tubuhnya, dia tidak pernah terdengar selain mengatakan “Alhamdulillah” –  puji syukur hanya bagi Allah. Sebuah contoh yang indah dari kegigihan selama masa ujian dalam hidupnya.

Meskipun dia mengidap penyakit ini, Ayyub berkeras untuk melaksanakan ibadah haji, walaupun sangat lemah secara fisik, namun dia lebih kuat dari sebelumnya dalam hati dan pikirannya.

Fokus Ayyub dalam hidupnya tetap selalu mempersiapkan pertemuannya dengan Allah SWT. Kami melihat hal ini bahkan dalam hari-hari terakhir pada saat, meskipun dia menderita sakit parah dan merasa kelelahan, dia menghabiskan sebagian upaya terakhirnya untuk menyerukan pandangan-pandnagan Islam tentang kehidupan dan menjelaskannya ketika dia dijenguk di rumah sakit. Dia adalah seorang penjaga Islam sejati yang memberikan inspirasi bagi orang-orang di sekelilingnya hingga nafas terakhirnya.

Pada hari ini kami mengucapkan selamat jalan bagi saudara kami tercinta, Allah SWT memilihnya untuk dibersihkan tiga kali dalam hidup ini – melalui Islam, melalui penyakitnya dan melalui ibadah haji sebagai salah satu perbuatan terakhirnya. Semoga dia bertemu dengan Allah SWT tanpa dosa, semoga Allah SWT, memberikan kasih sayang kepadanya dan mengizinkannya masuk ke dalam Jannah tanpa hisab. Semoga Allah SWT memberikan banyak kesabaran dan kekuatan bagi keluarga dan anak-anaknya.

إنما يوفى الصابرون أجرهم بغير حساب

“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.”

(QS Al-Zumar 39: 10) (Hizbut Tahrir Skandinavia)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*