Dalam rangka menyambut datangnya Tahun Baru Hijrah 1429 H, Hizbut Tahrir Indonesia menyelenggarakan berbagai kegiatan di seluruh cabang di daerah. Tujuannya satu: menyeru umat Islam untuk secara sesungguhnya berhijrah, bukan hanya sebatas ritual seremonial kegiatan saja. HTI memandang bahwa esensi hijrah adalah berpindah dari sistem jahiliah menuju syariah dan Khilafah. Sebab, hanya dengan cara inilah segala fasad yang ditimbulkan oleh sistem kapitalis-sekular yang selama ini diterapkan di negeri ini—yang telah terbukti nyata menyengsarakan rakyat—segera diganti dengan sistem yang rahmatan lil ‘alamin, yakni sistem Islam.
Di antara kegiatannya adalah Tarhib Muharram 1429 H. Kegiatan tarhib ini di antaranya dilakukan oleh Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) DPD II Kabupaten Majalengka bekerjasama dengan Gerakan Anti Maksiat (GAM) Majalengka, yang merupakan aliansi dari Muhammadiyah, Persis, HTI, SI, SII, FPI, MMI, Forsilima, beserta elemen masyarakat baik dari pesantren, majelis taklim serta masyarakat umum, pada Kamis 10 Januari 2008 M bertepatan dengan 1 Muharam 1429 H. Acara berupa pawai simpatik umat Islam ini diawali dari Masjid Agung al-Imam Majalengka, selanjutnya menelusuri sejumlah jalan utama kota Majalengka. Rombongan peserta pawai yang jumlahnya ribuan, berarakan diiringi seruan takbir, nasyid serta orasi yang berisikan pesan-pesan menyambut Tahun Baru Hijrah.
Di Jatinangor Sumedang, HTI DPC Jatinangor bekerjasama dengan Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kecamatan Jatinangor bersama ribuan kaum Muslim melakukan Pawai Obor Sambut Tahun Baru 1 Muharam 1428 H. Acara yang dimulai pukul 19.00 WIB dibuka secara resmi oleh Camat Jatinangor, Drs. Aoh Kurnia, dan dilepas oleh Drs. Ismet Suparmat anggota DPRD Sumedang. Turut hadir menyemarakkan acara Kapolsek Jatinangor, yang turut berjalan bersama iring-iringan pawai obor.
Kegiatan yang sama juga dilakukan oleh HTI DPD II Jember. Acara yang dikemas dengan rangkaian jalan santai dan diakhiri dengan tausiyah ini diikuti oleh kurang lebih 700 peserta. Acara ini juga dihadiri oleh beberapa ulama dan tokoh yang bersedia menjadi pembicara, di antaranya KH Luthfi Ahmad (Pengasuh PP Madinatul Ulum Jenggawah Jember), KH Luthfi Shobri (Pengasuh PP Hujjatul Islam Arjasa Jember), H. Mochammad Manaar (Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Kabupaten Jember) dan Ust. Kamil Abdullah (Ketua HTI DPD II Jember). Dalam taushiyahnya, KH Luthfi Ahmad banyak menyampaikan keteladanan dan keunggulan kepemimpinan para khalifah. Adapun KH Luthfi Shobri menekankan pada pentingnya perjuangan menegakkan hukum-hukum Allah.
Di Indramayu, HTI DPD II Indramayu pada hari Rabu, tanggal 9 januari 2008 pada pukul 14.00 WIB bersama dengan Ormas Islam, Parpol dan Instansi-instansi pemerintah daerah juga sukses mengadakan Tarhib Muharram secara bersama-sama. Acara ini diikuti oleh ribuan peserta dan dilepas langsung oleh Bapak Bupati Indramayu serta disaksikan oleh Muspida Indramayu.
Dalam sambutannya Bupati Indramayu mengharapkan supaya kegiatan ini menjadi kegiatan rutin yang dilakukan setiap tahunnya. Lebih jauh Bupati juga mengharapkan pemaknaan dari perubahan tahun baru ini hendaklah diikuti oleh perubahan perilaku individu setiap Muslim untuk mengarah pada perubahan yang lebih baik daripada tahun sebelumnya.
Di Kota Malang, DPD II HTI Malang Raya, hari Ahad 6 Januari 2008 juga mengadakan Karnaval. Sekitar 1000 peserta mengikuti acara yang mengambil start di Jl. Pahlawan Trip. Puluhan sepeda hias dan beberapa pick-up yang mengangkut adik-adik TK semakin menjadikan maraknya acara yang menempuh rute sepanjang 3 KM tesebut. Di sepanjang jalan tidak henti-hentinya tausiyah diberikan oleh para ustadz yang diselingi dengan nasyid-nasyid islami.
Kemeriahan menyemarakkan datangnya Tahun Baru Hijrah juga terjadi di Bandung. Tarhib yang diikuti para orang tua hingga anak-anak tersebut mengambil lokasi start dari Lapangan Tegallega Bandung menuju alun-alun Kota, depan Masjid Raya Bandung. Selama perjalanan massa sangat antusias meneriakkan yel-yel dan menyanyikan lagu-lagu perjuangan, di antaranya “Tiada Islam tanpa Syariah” dan “Sambutlah Khilafah”.
Selain itu, becak-becak kecil yang dikayuh anak-anak ternyata menyita perhatian wartawan cetak dan elektronik. Setelah tiba di alun-alun Kota, beberapa aktivis muda HTI Bandung menyajikan aksi teatrikal yang menggambarkan perjuangan dakwah Rasulullah di Makkah hingga hijrah ke Madinah. Acara serupa juga dilakukan secara serentak di seluruh cabang HTI, seperti Bogor, Banjarmasin, Jambi, Makassar, dll
Selain Tarhib Muharram acara lain yang dilakukan secara serentak oleh Hizbut Tahrir Indonesia adalah tablig akbar dan tausiyah. DPC HTI Tanah Abang, misalnya, bekerjasama dengan DKM Al Ihsan pada hari Kamis (10/1) mengadakan Tablig Akbar. Tampil sebagai pembicara dalam acara yang dihadiri sekitar lima ratus orang warga Petamburan I itu antara lain KH Muhammad al-Khaththat (DPP HTI), Ustadz Fikri Bareno (Sekjen DPP al-Ittihadiyah), Ustadz Muhammad Marsyi (Ketua FORTOPS Jakarta) dan Dai mantan rocker, Ustadz HM Khoir Hari Mukti.
“Esensi dari hijrah sebenarnya adalah berpindah gaya hidup. Dari gaya hidup jahiliah berpindah menjadi gaya hidup Islam,” terang al-Khaththath.
Salah satu pengurus pusat MUI ini juga mengajak warga agar bersegera untuk berhijrah memperjuangkan tegaknya syariah Islam.
Pada hari yang sama, Kamis (10/1), Forum Umat Islam (FUI) mengadakan Tablig Akbar Ormas-ormas Islam di Masjid Agung Al Azhar, Jakarta Selatan. Temanya satu: mendesak Pemerintah untuk melarang dan membubarkan kelompok Ahmadiyah. Hadir memberikan orasi dalam acara yang dihadiri oleh ribuan umat Islam itu antara lain H. Mashadi (Ketua FUI), Ustadz Mukhtar Ibnu (Ketua Forum Pemuda al-Azhar), KH Abdul Rasyid Abdullah Syafii (Pimpinan Pesantren Asy-Syafiiyah), Zahir Khan (Ketua DDII), HM Amin Djamaluddin (Ketua LPPI), H. Ahmad Sumargono (Ketua Umum GPMI), Munarman, SH (Mantan Ketua YLBHI), Ustadz Ja’far Shodiq (FPI), Ir. M. Hijrah Dahlan (DPP HTI) dan pembacaan pernyataan sikap FUI oleh KH Muhammad al-Khaththath.
Para ulama menegaskan, Ahmadiyah adalah aliran sesat dan menyesatkan serta wajib untuk dilarang serta dibubarkan organisasinya. “Siapa saja yang masuk Ahmadiyah berarti keluar dari Islam atau murtad,” tegas KH Abdul Rasyid AS. Kyai karismatis ini juga mendesak agar Pemerintah segera mengambil sikap tegas untuk melarang dan membubarkan aliran sesat Ahmadiyah. Bukti-bukti ilmiah kesesatan Ahmadiyah diungkap oleh HM Amin Djamaludin di hadapan ribuan hadirin. Ketua LPPI ini bahkan membacakan ayat-ayat palsu dalam kitab suci Ahmadiyah, Tadzkirah. Selain itu juga diungkap keyakinan-keyakinan Ahmadiyah yang dinilai sesat dan menyesatkan berdasarkan rujukan-rujukan dari kalangan mereka.
Hal yang menarik, selain soal keyakinan yang berbeda dengan Islam, ternyata kemunculan Ahmadiyah juga tidak lepas dari kepentingan politik dan skenario asing. “Sejak kemunculannya, Ahmadiyah telah didukung oleh Inggris” ungkap Zahir Khan. Selain skenario asing, isu Ahmadiyah juga dimanfaatkan oleh sebagian kalangan Kristen dan Liberal untuk menyudutkan Islam dan MUI. “Apa kepentingan orang-orang Kristen hingga mereka berdemo di depan Kejagung mendukung aliran Ahmadiyah dengan dalih kebebasan beragama dan HAM?” tegas Ahmad Sumargono.
Ketua GPMI ini juga menuding para politisi di negeri ini justru memanfaatkan aliran Ahmadiyah untuk kepentingan politik 2009. “Saya mengingatkan seluruh kaum Muslimin, kalau ada politisi yang mendukung aliran Ahmadiyah, jangan dipilih dalam Pemilu 2009. Sebab, mereka telah menyakiti umat Islam dengan kepentingan memanfaatkan suara pengikut Ahmadiyah dalam Pemilu; meskipun sebenarnya jika suara pengikut Ahmadiyah digabung menjadi satu tidak akan bisa meraih satu kursi pun di DPR,” papar mantan anggota DPR ini.
Pada tanggal 10 Januari 2008, DPD II HTI Rembang juga mengadakan kegiatan Menyambut Tahun Baru Hijrah 1429 H, bertempat di rumah kediaman seorang tokoh Keluarga Besar PII (Pelajar Islam Indonesia) Rembang, Bpk. Suwardi Ismail, Jl. Kp.Pandean No.9 DS. Sumbergirang RT 03 RW 03 Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang. Hadir dalam kesempatan itu tokoh-tokoh dari Keluarga Besar PII dari Kecamatan Lasem dan Kecamatan Pamotan Kabupaten Rembang Propinsi Jawa Tengah serta beberapa pengurus DPD II HTI Rembang. Sebagai Pembicara inti, Ust. Choirul Anam, Ketua DPD I HTI Jawa Tengah, membawakan ceramah Sosialisasi Syariah dan Khilafah tentang, “Hijrah Momentum Penerapan Syariah”. [Kantor Jubir HTI – Jakarta]
sungguh dusta besar dihadapan allah apa2 yang dikata tapi tidak dikerjakan , sungguh allah senag teerhadap orang yang berjuang dijalan allah dengan terorganisir