HTI Press, Purworejo. Momentum hijrahnya Nabi Muhammad SAW dan kaum Muslimin dari Mekkah ke Madinah oleh Khalifah Umar bin Khaththab ra dijadikan penanggalan Islam.
“Karena merupakan peristiwa besar yang penting, yang sejatinya itu hijrah dari sistem kufur dan batil menuju sistem yang shahih yang diridhai Allah SWT,” ujar DPP Hizbut Tahrir Indonesia Dwi Condro Triono kepada sekitar 200 peserta Halqah Islam dan Peradaban (HIP), Ahad (26/10) di Gedung PKP RI, Purworejo, Jawa Timur.
Sejak hijrah, hanya syariat Islam yang diterapkan di dalam negeri Islam. Sedangkan ke luar negeri Rasulullah SAW melancarkan dakwah dan jihad. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT pun memuji umat Islam dengan pujian yang amat indah, sebagai umat terbaik (khairu ummah). Sepeninggal Nabi SAW, kaum Muslimin membaiat seorang khalifah (untuk menggantikan Beliau SAW sebagai kepala negara), sehingga wilayah Negara Islam atau kekhalifahan Islam mencapai dua pertiga dunia.
Namun sayang, fakta dan realita saat ini berbicara lain. Pasca runtuhnya Khilafah Utsmani pada 1924 umat Islam terjajah dalam semua lini. “Umat Islam dibunuhi dan dilecehkan, Muslim Rohingya dan Muslim Palestina diusir dan dibantai namun kita hanya diam dan tidak bisa menolong. Tentulah berdosa bila kita hanya diam,” tegasnya.
Untuk itu, Dwi Condro mengajak seluruh peserta yang hadir untuk berjuang bersama Hizbut Tahrir menegakkan kembali khilafah yang sesuai dengan metode kenabian.[]Fatih/Joy