Alih-alih rezim diktator As Sisi membebaskan rakyat Ghaza dari kebiadaban Zionis Israel, rezim Mesir ini malah menghancurkan perumahan di Sinai untuk kepentingan keamanan Zionis Israel. Sebagaimana yang diwartakan BBC online (31/10), militer Mesir memberikan waktu 48 jam untuk penduduk di sepanjang perbatasan Palestina untuk pergi dalam waktu 48 jam.
Militer Mesir dukungan Amerika Serikat ini kemudian menghancurkan rumah-rumah di sepanjang perbatasan dengan Jalur Gaza sebagai bagian dari rencana pembuatan wilayah penyangga selebar 500 meter untuk mencegah penyelundupan senjata.Wilayah penyangga itu termasuk parit berisi air untuk mencegah pemakaian terowongan.
Proyek membangun wilayah penyangga ini, tidak lain merupakan kepatuhan rezim militer Mesir terhadap penjajah Israel, untuk menjaga keamanan mereka. Secara militer, Israel melihat selama ini torowongan digunakan pejuangan Islam di Palestina untuk memasukkan senjata. Zona penyangga ini merupakan proyek Israel untuk melemahkan perlawanan pejuang Islam dalam menghadapi agresi Israel.
Secara politik, proyek ini untuk menghilangkan pengaruh HAMAS. Zona penyangga ini akan memperkuat ‘cekikan’ terhadap rakyat Ghaza. Sebab selama ini, lewat terowongan dibawa obat-obatan dan makanan untuk rakyat Ghaza. Zionis Israel berharap dengan ‘cekikan’ ini, rakyat Ghaza menjadi putus asa akibat penderitaan yang sangat dan akhirnya bisa mengurangi dukungan mereka terhadap Hamas.
Surat kabar Israel itu mengatakan zona penyangga dibangun dengan panjang 14 km dan lebar 300 meter. Untuk menghindari penyeludupan, dibuat saluran air berasal dari laut yang dalamnya 50 meter dan lebarnya 20 meter, di sepanjang perbatasan Mesir dengan Jalur Gaza,hingga penyeberangan “Kerem Shalom” Israel. Inilah proyek yang sekarang tengah dilaksanakan di dalam wilayah Mesir.
Sebenarnya pembentukan zona penyangga merupakan program tentara Israel, yang telah disetujui pada tahun 2004, seperti yang diberikan surat kabar Israel, Haaretz, edisi tanggal 27 Oktober 2014. Namun permintaan penting penjajah Israel ini belum bisa dipenuhi Husni Mubarak.
Selama ini, Zionis Israel , menghadapi kesulitan besar untuk memadamkan perlawanan pejuang Hamas. Hal ini tentu sangat memalukan Israel. Penjajah ini berharap proyek penyangga ini bisa melemahkan perlawanan.
Penjajah Zionis Israel harus tahu bahwa perlawanan umat Islam tidak akan berhenti untuk membebaskan Palestina, negeri tempat berdirinya Masjid al Quds, tanah diberkati. Bagi umat Islam, membebaskan Palestina adalah kewajiban syariah Islam yang didorong oleh keimanan kepada Allah SWT.
Di samping perjuangan perang jihad fi sabilillah di daerah pendudukan, umat Islam di seluruh dunia terus berjuang untuk menegakkan kembali Khilafah. Tegaknya Khilafah akan melenyapkan penguasa boneka di negeri Islam, menyatukan umat Islam, dan akan menggerakkan tentara-tentara Islam untuk membebaskan Palestina. (Farid Wadjdi)