Dalam beberapa hari terakhir beredar khabar di sejumlah kantor berita dan media massa tentang rencana Mesir menciptakan zona penyangga di perbatasan Gaza, sepanjang 30 km! Tak perlu dijelaskan, bahwa yang pertama diuntungkan adalah kaum Zionis; di samping kerusakan fisik, sosial dan militer bagi warga di kawasan itu. Sehingga dengan membaca sejarah cukup memberi penjelasan tentang pentingnya evakuasi ini—bagi keamanan kaum Zionis.
Siapa saja yang tidak tahu sejarah, maka ia tidak bisa membuat sesuatu di masa sekarang, dan merencanakan sesuatu di masa mendatang. Dengan mempelajari tiga pertempuran di Gaza pada tahun 1917, dimana yang pertama berlangsung pada 21/03/1917, dan yang kedua pada 16/4/1917. Kedua pertempuran ini berakhir dengan kemenangan pasukan Turki dan garnisun Gaza Turki yang dipimpin oleh Talaat Bek atas pasukan Sekutu, yang sebagian besar dari pasukan Australia dan Selandia Baru, dimana dalam pertempuran yang kedua ini saja, mereka mengalami kekalahan sekitar enam ribu tentara yang tewas, terluk,a dan hilang.
Dalam dua pertempuran ini Inggris menyerang sepanjang sektor selatan perbatasan dengan Gaza, serta Rafah yang dianggapnya sebagai pusat dan jantungnya. Dan sebagai akibat dari pagar betis manusia yang berada di sepanjang perbatasan selatan, maka pasukan sekutu telah menderita kekalahan dalam dua pertempuran ini.
Inggris dan pimpinan Sekutu telah kehabisan akal, maka mereka pun memecat dua orang panglima, Charles Doble dan Archibald Murray dari jabatannya, dan menggantinya dengan Jenderal Allenby, yang dijuluki banteng, kemudian ia melakukan perubahan dalam struktur pasukan Sekutu dengan menghadirkan pasukan mobil dan kavaleri dari Australia dan Selandia Baru, dimana mereka direkrut dari para petani dari kedua negara. Mereka adalah para ksatria terampil sebagai petani sebelum mereka menjadi prajurit, bahkan ladang terkecil di kedua negara itu lebih besar dari seluruh Jalur Gaza.
Serangan ke Gaza pun dimulai dengan dipimpin oleh Allenby pada 1/11/1917. Dan agar tidak membuat kesalahan yang sama seperti yang dilakukan Doble dan Murray, dengan melakukan serangan ke sektor selatan yang penuh dengan pagar betis manusia dan benteng Turki, maka Allenby melakukan evakuasi khusus; dimana ia mengirim pasukan ke daerah-daerah termiskin penduduk dan air, yaitu distrik Beersheba, yang jatuh jatuh pada 2/11/1917, setelah lima ratus tentara syahid dari ribuan garnisun. Mereka meledakkan sumur air penting untuk mencegah pergerakan tentara Inggris. Dan mereka pun berhasil meledakkan 9 dari 16 sumur.
Pasukan mobil dan kavaleri berbalik dari belakang sektor selatan, sehingga pasukan Turki jatuh di antara rahang penjepit untuk mengakhiri pertempuran Gaza dengan gugurnya dua belas ribu syahid dari pasukan Turki, setelah mereka membuat susah pasukan Sekutu dengan lima belas ribu terluka. Dan untuk mengakhiri pertempuran di Gaza pada 7/11/1917, Allenby terus bergerak maju ke poros Beersheba, dalam perjalanan Allenby Samuel ke Yerusalem, yang dimasukinya pada 12/11/1917, yakni maju dua minggu atas janji Lloyd George, Perdana Menteri Inggris, yang mengatakan kepada rakyat Inggris bahwa hadiah Hari Natal pada 25/12/1917 adalah Yerusalem!
Dengan melihat secara sederhana pada pertempuran Gaza ketiga, terlihat pentingnya sektor selatan, dan memobilisasi penduduk, serta mengapa strategi 1917 kembali ke tangan bangsa Arab dan konspirasi lama yang baru!
Tak perlu dijelaskan bahwa salah satu alasan utama dalam pertempuran ketiga, adalah Ali Gomaa ketika itu telah mengeluarkan fatwa pada pasukan Mesir agar berpartisipasi dalam pasukan Sekutu untuk menyerang Gaza, sehingga puluhan ribu tentara teribat dalam pertempuran itu!
Gaza masih menahan pintu gerbang, sedang kunci kemenangan sudah dekat, insya Allah, apapun tipu daya musuh, serta konspirasi ulamasalathin (peliharaan pemerintah). Sesungguhnya amat mudah bagi Allah SWT untuk memenangkan agama-Nya, namun kebanyakan orang tidak mengetahuinya (Islamtoday.net, 3/11/2014).