HTI Press, Riau. Dengan membawa bendera Alliwa Arroya, Spanduk dan Poster ratusan massa Hizbut Tahrir Indonesia Riau menggelar Aksi Damai dan Long March yang dimulai dari kawasan jalan Cutnyakdin menuju kantor RRI Pekanbaru, Jumat (7/11/2014).
Aksi diawali pembacaan ayat suci al Qur’an oleh Edi Manik, kemudian Orasi Pembuka oleh Ardiansyah. Mereka mengajak masyarakat agar menolak kebijakan pemerintah yang akan menaikkan harga BBM dan menolak Liberalisasi Migas.
Dalam aksi long march ini, secara bergantian orator dari Hizbut Tahrir, Ahmad Dodi, Anas Puri, Yadi Isman, Hidayat, Angga dan Apri Siswanto menyampaikan orasinya. Mereka menolak rencana kenaikan harga BBMyang merupakan kedzaliman pemerintah.
“Pemerintah sudah menzalimi rakyat. rakyat akan sengsara, menderita, oleh kenaikan BBM ini,” teriakan lantang dari Apri Siswanto, selaku Humas HTI Riau.
Selain itu, massa juga menegaskan bahwa kebijakan menaikkan harga BBM adalah bagian dari liberalisasi migas yang bertentangan dengan syariat Islam. Pasalnya kekayaan alam seperti minyak dan gas merupakan milik umum yang harus digunakan untuk mensejahterakan masyarakat.
“Tolak kebijakan kapitalis pemerintahan, solusinya, migas dan SDA harusnya dikelola dalam bentuk syariah dan demi kemaslahatan seluruh rakyat,” jelasnya.
“Lihat saja, dengan kebijakan menaikkan harga BBM, nantinya akan menimbulkan gejolak dimasyarakat, seperti kenaikan harga kebutuhan pokok, tekanan ekonomi yang semakin meningkat, dan dampak negatif lainnya,” pungkas apri.
di Kantor RRI Pekanbaru yang disiarkan secara langsung, Hizbut Tahrir menyampaikan pernyataan sikapnya , secara tegas menolak kebijakan presiden Joko Widodo dan Jusuf kalla yang dinilai telah mengkhianati bangsanya.
“Kami menilai, dengan liberalisasi migas tersebut, secara tidak langsung adalah memberikan kebebasan kepada pihak swasta asing dan pengurangan peran negara dalam mengurus urusan rakyatnya,” tutupnya.[]mi hti riau