Di Depan Istana Negara, HTI Jakarta Menyerukan Agar SDA Dikelola Sesuai Aturan Islam

HTI Jakarta Tolak penaikan harga BBM (2)HTI Press, Jakarta. “Hizbut Tahrir Indonesia senantiasa hadir untuk mengingatkan dengan cara – cara yang baik. Kali ini HTI datang untuk menjelaskan, bahwa rencana kebijakan pemerintah Jokowi untuk menaikkan harga BBM adalah kebijakan yang akan menyengsarakan rakyat”, ujar Muhammad As’ad (DPD I HTI Jakarta) pada saat awal pembukaan aksi di depan Istana Negara Jakarta, Rabu 12/11.

“HTI mengajak semua elemen masyarakat untuk sadar dan menolak rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM. Mencabut subsidi BBM tidak lepas dari agenda barat, dan akibat diterapkannya Sistem Kapitalisme, sehingga berakibat kekayaan alam Indonesia bukan lagi milik rakyat tetapi milik asing”, ucap Muhammad Yusuf selaku orator pertama.

Selanjutnya Muhammad Yusuf berkata, “Seharusnya pengelolaan kekayaan alam dikembalikan kepada aturan Islam, dikelola Negara dan hasilnya untuk kesejahteraan rakyat”.

Orator kedua, Amri menegaskan, “Sikap penolakkan ini adalah harga mati, karena menyangkut kepentingan kaum muslimin. Belum juga naik, namun harga-harga kebutuhan pokok masyarakat sudah naik. Akar masalahnnya adalah Sistem Kapitalisme yang membuat kebijakan ini hakikatnya demi kepentingan asing.”

Mohammad Asrori dari Lajnah Khos Ulama HTI Jakarta, sebagai orator terakhir berkata, “Partai dan Presiden yang mengaku pro rakyat, pada saat sekarang berkuasa, sikapnya beda dengan dulu sebelum berkuasa. Saat ini terlihat jelas “wajah” aslinya sebagai pelayan kepentingan asing dan memuluskan agenda liberalisasi Migas.

Asrori mengutip Hadist Riwayat Imam Ahmad, yaitu tentang kewajiban mengingkari penguasa zholim : “Rasulullah shollallahu’alaih wa sallam bersabda, Sungguh akan ada pemimpin-pemimpin yang kalian kenal (kebaikan mereka) dan kalian ingkari (kemaksiatan mereka). Barang siapa mengingkari kemaksiatannya, dia terlepas dari tanggung jawab; dan barang siapa membencinya, dia selamat, tetapi (yang berdosa adalah) mereka yang ridha dan ikut.”

“Oleh karenanya, sudah menjadi kewajiban untuk tidak ridho dalam urusan ini dan sekaligus harus terus menyerukan umat, agar bersama – sama berjuang untuk menerapkan Sistem yang layak, yaitu Sistem Khilafah yang akan mengelola kekayaan alam negeri ini dan akan didistribusikan untuk kesejahteraan rakyat, ujarnya.

Pada kesempatan terakhir, Asrori menutup aksi damai ini dengan doa, dan selanjutnya peserta aksi membubarkan diri dengan tertib.[]MI Jakarta

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*