HTI Press, Malang (9/11/2014). Ketua Lajnah Fa’aliyah HTI DPD 2 Kota Malang Ust Suardi menyatakan aksi tolak kenaikan BBM wujud cinta HTI pada negeri Indonesia. “Yaitu dalam bentuk ketidakrelaan kita atas penyerahan kekayaan ummat (migas) kepada pihak asing” tegas Suardi berorasi dalam Aksi HTI bersama Ummat “Tolak Kenaikan Harga BBM, Tolak Liberalisasi Migas”
Aksi dimulai jam 08.00 WIB di Perempatan Dieng Plasa tersebut dibuka oleh Ketua HTI DPD 2 Kota Malang Ust Abdurrohim, MPd. Dalam sambutannya beliau mengatakan bahwa Aksi ini sebagai wujud seruan Allah untuk amar makruf nahi mungkar kepada para penguasa untuk tidak mendzalimi rakyat dengan menaikkan BBM.
Peserta Aksi yang berjumlah sekitar 500 orang terdiri dari kalangan mahasiswa, karyawan, pengusaha, intelektual, buruh ini dilanjutkan dengan longmach melewati jalur padat Jalan Kawi dan finish di Alun-alun kota Malang. Aksi ini di Alun-alun sekaligus kawasan pertokoan ini cukup menarik perhatian pengguna jalan dengan adanya teatrikal. Teatrikal yang menggambarkan semakin menderitanya rakyat, akibat beratnya beban yang ditanggung para buruh, petani, nelayan dan rakyat kecil dengan naiknya harga BBM.
Sepanjang aksi juga dibagikan selebaran pernyataan sikap HTI “Tolak Kenaikan Harga BBM, Tolak Liberalisasi Migas” kepada masyarakat pengguna jalan dan pengunjung alun-alun. Secara bergantian para orator juga tampil berorasi diantaranya: Ust Fitriaman, SE., MSA., Ust Sa’ad Abdul Aziz, SPd., dan Ust Drs Abu Dzikri.
Sebelum ditutup do’a oleh Ust Drs Muhammad Alwan, dibacakan Pernyataan Sikap HTI “Tolak Kenaikan Harga BBM, Tolak Liberalisasi Migas” oleh Humas HTI DPD 2 Kota Malang Ust DR. Syarifudin Sucipto, yang salah satu pointnya adalah“Menaikkan harga BMM dan kebijakan2 untuk meliberalkan pengelolaan BBM merupakan kebijakan yang bertentangan syariat Islam. Sebagai gantinya, migas dan SDA lain harus dikelola sesuai dengan tuntutan syariah untuk kemaslahatan dan kesejahteraan seluruh rakyat. Jalannya hanya satu, melalui penerapan syariah Islam secara kaffah dalam naungan Khilafah Rasyidah ‘ala minhaj an-nubuwah. Untuk itu perjuangan harus dilipat gandakan agar cita-cita mulia itu benar-benar dapat diujudkan”, pungkasnya. []MI Malang