Aktivis Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Samarinda berunjukrasa damai menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang direncanakan akan naik dari Rp6.500/liter menjadi Rp8.500/liter. Mereka berunjukrasa didepan kantor Gubernur Kaltim, Jl Gadjah Mada, Jumat (17/11) kemarin.
Dalam aksinya, HTI menyampaikan tiga tuntutan. Pertama, tegas menolak kenaikan BBM yang dianggap merupakan kebijakan dzalim. Kedua, kenaikan harga BBM ini merupakan kebijakan kapitalisme yang menyengsarakan rakyat Indonesia sehingga harus dihentikan. Ketiga, mengingatkan pemerintah bahwa menaikkan harga BBM ditengah kesulitan hidup bisa menimbulkan gejolak sosial akibat tekanan ekonomi yang tak tertahan oleh puluhan juta rakyat miskin Indonesia.
“Kebijakan pemerintah Jokowi untuk menaikkan harga BBM harus ditolak karena hanya akan menyengsarakan masyarakat Indonesia, khususnya Kaltim,” kata Humas HTI Kota Samarinda, Adi Victoria Abu Syamil.
Adi mengatakan, saat ini pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla sudah bertekad menaikkan harga BBM menjadi Rp8.500/Liter untuk mengurangi beban subsidi yang disebut-sebut sudah sangat besar. (korankaltim.com, 16/11/2014)