HTI Press, Tulungagung – Ratusan massa HTI Tulungagung berkumpul di Jl.Wachid Hasyim, Tulungagung, setelah menunaikan shalat Ashar. Pasalnya, Rabu sore itu (19/11), HTI DPD II menggelar aksi masiroh dalam rangka menentang kebijakan pemerintah Jokowi menaikkan harga BBM. Spanduk panjang berwarna merah bertuliskan “Tolak Kenaikan BBM, Tolak Liberalisasi Migas dibentangkan. Ratusan bendera liwa-roya dikibarkan. Selanjutnya, massa ikhwan dan akhwat; tua dan muda; dewasa, remaja, dan anak-anak; bergerak menuju Taman Alun-alun Tulungagung untuk menyatakan tuntutan dan pernyataan sikap dari Hizbut Tahrir Indonesia.
Orasi dilakukan oleh Ust. Tamam dan Ust. Khalid Wahyudin. Di antara orasi tersebut disebutkan bahwa pemerintah, dalam hal kebijakan menaikkan BBM ini, telah melanggar syariat yang telah ditetapkan Allah, di mana kaum muslimin berserikat atas air, api, dan padang gembalaan. Artinya, sumberdaya Alam hanya boleh dikelola negara untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat, bukan justru diserahkan pengelolaannya pada asing di mana sebesar-besar keuntungan akan masuk ke kantong asing. Kenaikan harga BBM juga pasti akan berimbas pada kenaikan harga-harga produk dan jasa yang tentunya akan menyulitkan kehidupan rakyat kecil. Kepada pemerintahan Jokowi, diingatkan bahwa Rasulullah pernah berdoa kepada Allah: “”Ya Allah, siapa saja yang mengurus urusan umatku ini, yang kemudian ia menyayangi mereka, maka sayangilah ia. Dan siapa saja yang menyusahkan mereka, maka susahkanlah ia” [HR. Muslim].
Acara dilanjutkan dengan pembacaan sikap dari Hizbut Tahrir Indonesia, yang dibacakan oleh Ketua DPD II HTI Tulungagung, dr. Ali Syafiuddin, dan dilanjutkan dengan pembacaan doa oleh Ust. Turmudzi. Aksi selesai pukul 17.00 dan peserta kembali ke titik awal pemberangkatan. []MI Tulungagung