HTI Press. Mantan Menko Ekonomi Rizal Ramli menyatakan banyak cara untuk tidak menaikkan harga BBM. “Salah satunya dengan subsidi silang BBM,” ungkapnya seperti dilansir Tabloid Media Umat Edisi 139: Menaikkan BBM, Rezim ‘Merakyat’ Mencekik Rakyat, Jum’at (21 Nop – 4 Des).
Caranya, lanjut dengan membuat dua jenis BBM, yaitu BBM Rakyat dengan oktan 80-83 dan BBM Super beroktan 92-94. Sebagai pembanding, di Amerika, oktan general gasolin 86. Bahkan di negara bagian Colorado hanya 83. BBM Rakyat tetap dijual pada harga Rp 6.500/liter. Sedangkan BBM Super Rp 12.000 – Rp14.000/liter.
Data BPH Migas tahun 2013, kelompok menengah bawah mengonsumsi sekitar 55%. Dengan kuota BBM tahun 2015 yang 50 juta kilo liter (kl), maka jatah mereka mencapai 27,5 juta kl.
Sedangkan sisanya yang 45% atau sekitar 22,5 juta dikonsumsi kalangan menengah atas. Dengan subsidi silang ini, pemerintah bukan saja tidak perlu mengalokasikan anggaran untuk subsidi BBM, tapi bahkan bisa untung sampai Rp150 triliun.
Menurutnya, sistem subsidi silang ini akan melindungi 86 juta pengguna sepeda motor, 3 juta kendaraan angkutan kota, dan 2 juta perahu nelayan, atau total mencapai 91 unit kendaraan/perahu. Kalau dihitung orang yang dilindungi, angkanya mencapai 150 juta rakyat Indonesia. Mereka ini adalah golongan miskin dan nyaris miskin yang sangat rentan terhadap dampak kenaikan harga BBM.
Solusi ini juga sekaligus menghapus praktik subsidi BBM yang tidak tepat sasaran karena lebih banyak dinikmati kalangan menengah atas yang tidak berhak. “Solusi berupa subsidi silang memungkinkan subsidi jadi betul-betul tepat sasaran, betul-betul untuk rakyat yang membutuhkan,” pungkasnya.[] Joko Prasetyo