Seorang penyiar televisi Perancis, Eric Zemmour, yang merupakan penyiar favorit dan terkenal di negara itu yang juga paling dibenci karena pandangan Islamofobia yang keras, telah berhentikan oleh saluran berita 24 jam i-Télé setelah mengatakan kepada seorang wartawan Italia bahwa Perancis harus “mendeportasi” lima juta Muslim untuk menghindari “kekacauan dan perang saudara”.
Keputusan pemecatan oleh saluran televisi itu disetujui oleh kelompok anti-rasis dan beberapa politisi sayap kiri. Namun dicerca oleh tokoh-tokoh senior sayap kanan Perancis – yang mengidolakan Zemmour – tetapi juga oleh beberapa tokoh sayap kiri – yang membenci dia – atas dasar hak kebebasan berbicara.
Zemmour, 56 tahun, adalah seorang Yahudi asal Aljazair , seorang wartawan provokatif dan penulis dimana kasusnya telah menjadi isu terpanas dalam politik Perancis belakangan ini.
Bukunya Le Suicide Français telah terjual 250.000 eksemplar dalam tiga bulan terakhir yang mengklaim bahwa identitas inti Prancis telah hancur oleh imigrasi, feminisme, homoseksualitas, perdagangan bebas dan rasa bersalah yang tidak perlu tentang penganiayaan orang-orang Yahudi dalam Perang Dunia Kedua.
Dalam 10 tahun terakhir Eric Zemmour, yang pernah menjadi murid Presiden François Hollande di Sciences Po, sebuah universitas ilmu politik di Paris, telah menjadi juru bicara untuk kelompok sayap kanan Perancis.
Islamofobia dan penolakan atas semua imigrasi merupakan ini dari pandangan dunia Zemmour. Ia juga berpendapat bahwa kaum pria Perancis telah dikebiri oleh feminisme. (The Independent, 22/12/2014)