Aktivis Hizbut Tahrir Uzbekistan Imam Abdullah Bukhari Rahimahullah (38 tahun) dibunuh secara keji oleh Dinas Intelijen Rusia dan Dinas Intelijen Uzbekistan, Rabu (10/12) pagi di Istambul, Turki. Asy Syahid (Insya Allah), dibunuh ketika hendak memasuki Pusat Institut Ilmiah di Kota Istambul untuk memnberikan kuliah tentang syariah kepada para mahasiswanya.
“Asy-Syahid Abdullah Bukhari terpaksa bermigrasi dari Uzbekistan karena dikejar-kejar oleh aparat tirani diktator Karimov, serta mengancam hidupnya dan keluarganya. Namun, meski ia terus menerima ancaman pembunuhan, ia pantang mundur dalam dakwahnya untuk menyingkirkan tiran diktator Karimov,” ujar Direktur Kantor Media Hizbut Tahrir Pusat Osman Bakhach dalam rilisnya, Kamis, 26 Shafar 1436 H./ 18 Desember 2014 M.
Semoga Allah memberkati Imam Abdullah Bukhari, menerimanya dalam golongan para syuhada pengemban dakwah, serta menempatkannya pada derajat yang tinggi bersama para nabi, para shiddīqīn, para syuhada’, dan orang-orang saleh. “Sungguh mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. Kami memohon kepada Allah SWT, untuk segera membalas kejahatan tiran Uzbekistan dan rekannya, tiran Rusia,” tulis Osman.
Pembunuhan Asy Syahid merupakan bagian dari rangkaian panjang kejahatan tiran Karimov dan rekannya, Putin, yang telah menyatakan perang terhadap para pengemban dakwah Islam, tidak hanya di Rusia dan Asia Tengah, bahkan juga di luar negeri.
Sebelumnya Dinas Intelijen Rusia dan Uzbekistan, pada tahun 2009 dan 2011, telah melakukan sejumlah pembunuhan di Turki terhadap para aktivis yang menyerukan untuk menyingkirkan tiran Karimov, bahkan terhadap para wartawan yang mengekspos kejahatannya.
Pada 1995, Dinas Keamanan Uzbekistan juga menculik Imam Abdul Wali Mirzayev di bandara Tashkent. Pada Agustus 2006, Imam Muhammad Kamalov dibunuh di Kirgizstan. Sementara pada Februari 2012, ada upaya pembunuhan Imam Abid Qari Nazarov di Swedia. (mediaumat.com, 27/12/2014)