Negara Arab Harus Punya Satu Sikap

Perserikatan Bangsa-Bangsa tidak bisa diharapkan bisa menyelesaikan permasalahan Israel dengan Palestina. Negara-negara Arab harus memiliki satu sikap terhadap persoalan Israel-Palestina agar perdamaian di Timur Tengah bisa terwujud.

Demikian kesimpulan diskusi yang digelar Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Lampung. Diskusi bertema Mengungkap akar masalah Palestina dan solusinya dilangsungkan di Masjid Taqwa, Minggu (25-1).

Pembicara dalam diskusi tersebut adalah Pemimpin Umum Lampung Post Bambang Eka Wijaya, anggota Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Abdullah Fanani, dan dosen IAIN Raden Intan Lampung Abdul Syukur.

Dalam acara ini, juga diluncurkan tabloid Media Umat yang dikeluarkan HTI. Tabloid ini beroplah 27 ribu eksemplar dan direncanakan bertambah 2.500 eksemplar tiap bulan. Diputar pula cuplikan video tentang perang di Palestina dan kondisi warga yang hidup di Jalur Gaza.

Bambang mengatakan sulit menyelesaikan permasalahan Israel dengan Palestina melalui jalur Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). PBB tidak berdaya menghentikan agresi Israel karena badan perdamaian dunia ini telah dikuasi Amerika dan negara Yahudi.

Tapi, Bambang masih berharap PBB dapat melakukan lobi-lobi untuk mewujudkan perdamaian Israel dan Palestina. Bambang mengusulkan segera menyeret Israel ke Mahkamah Internasional.

Israel, kata Bambang, telah melanggar aturan perang internasional dengan menggunakan bom berbahan fosfor. Bom semacam ini mengakibatkan luka bakar yang sangat parah.

Israel juga menghancurkan seluruh infrastruktur di Jalur Gaza, termasuk terowongan yang digunakan warga Palestina untuk menyelundupkan bahan mahan makanan dan obat-obatan.

Abdul mengatakan agresi Israel ke Palestina merupakan sebuah bentuk penjajahan. Israel menyerang partai Hamas di Palestina dengan turut mengorbankan warga sipil.

Abdul menilai PBB tidak bisa berbuat banyak terhadap invasi Israel. Hal ini terlihat saat PBB tidak melakukan apa-apa terhadap Israel, walaupun negara Zionis ini telah beberapa kali melanggar resolusi perdamaian.

Abdul menyesalkan tidak bersatunya negera-negara Arab dalam menyikapi permasalah Israel dengan Palestina. Negara-negara Arab belum memiliki persamaan sikap terhadap agresi Israel.

Fanani mengatakan konflik Israel-Palestina bukan hanya persoalan rakyat Palestina saja, melainkan juga permasalahan seluruh umat muslim di dunia. Umat muslim bagaikan satu tubuh sehingga harus turut merasakan derita yang dialami warga Palestina.

Menurut Fanani, tidak bersatunya umat muslim di dunia karena adanya pemikiran nasionalisme. Pemikiran nasionalisme inilah yang membuat umat muslim terpecah belah.

Resolusi dan gencatan senjata, kata Fanani, bukan merupakan solusi atas masalah Israel-Palestina. Israel terbukti berkali-kali melanggar resolusi perdamaian yang dibuat PBB. Bahkan setelah ada gencatan senjata, tetap terjadi pembantaian terhadap rakyat Palestina. Pembantaian yang dilakukan Israel selalu berulang.

“Solusi terhadap permasalah Palestina adalah mendirikan khilafah yang akan melindungi umat muslim dari serangan Israel,” kata Fanani. Ketika masih ada khilafah, tiga agama, Yahudi, Kristen, dan Islam, bisa hidup berdampingan dengan damai. Namun, setelah ada negera Israel, konflik Timur Tengah terus terjadi. (Lampung Post, 27/01/09)

One comment

  1. herri siddik

    Satu kata, yaa…. mari tinggalkan faham nasionalis, mari kembali kepada Islam, mari tegakkan JIHAD, MARI BEBASKAN PALESTINA dari tangan2 kotor zionis yahudi dan mari bersama sama TEGAKAN KHILAFAH.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*