Refleksi Dunia Islam 2014 : Masih Terjajah, Harapan Semakin Besar

Kondisi  dunia Islam selama tahun 2014 masih menyedihkan. Penjajahan masih terjadi di dunia Islam masih terjadi dalam berbagai bentuk. Pangkal penjajahan ini adalah keberadaan penguasa-penguasa boneka yang yang menjadi pengkhianat dan diterapkannya sistem kapitalisme bukan syariah Islam di negeri-negeri Islam. Inilah yang menjadi pangkal bencana di negeri Islam.

Secara politik, hampir seluruh pengusa negeri-negeri Islam, mengokohkan dirinya sebagai boneka penjajah imperialis. Penguasa negeri-negeri Islam juga menjadi penjaga sistem penjajah kapitalisme berjalan baik di negeri Islam. Meskipun untuk itu mereka harus berkhianat terhadap rakyat mereka hingga mengorbankan nyawa rakyat mereka sendiri. Penguasa negeri-negeri Islam pun berperan penting untuk memuluskan perang melawan terorisme ala Amerika yang pada hakikatnya merupakan perang terhadap umat Islam yang ingin menegakkan syariah Islam. Bekerjasama dengan CIA melakukan penyiksaan global.

Penguasa Mesir, diktator as Sisi, benar-benar menunjukkan penghambaannya kepada Amerika Serikat. As Sisi mengokohkan sekulerisme di Mesir untuk kepentingan penjajah Amerika.Negara imperialis  sangat khawatir dengan gerakan penegakan syariah dan Khilafah di Mesir.

Demi menjaga eksistensi  anak emas Amerika, entitas penjajah Yahudi, penguasa Mesir membangun zona penyangga sepanjang 14 km dan lebar 300 meter di Sinai yang berbatasan dengan Gaza. Tujuannya untuk mengamankan  kepentingan Yahudi dan memperkuat isolasi dan melemahkan Gaza. Alih-alih, membebaskan rakyat Gaza, penguasa Mesir malah menutup pintu Raffah dan mempersulit segala bentuk bantuan masuk ke Gaza.

Atas nama perang melawan terorisme penguasa Pakistan bekerjasama dengan Amerika Serikat untuk memerangi mujahidin yang melakukan perlawanan terhadap penjajahan Amerika dengan sekutu NATO nya di Afghanistan dan Waziristan. Membiarkan serangan-serangan tidak berprikemanusiaan pesawat drone Amerika yang telah mengorbankan banyak rakyat sipil terutama anak-anak. CIA melalui agennya seperti Raymond Davis bekerjasama dengan penguasa Pakistan untuk menimbulkan kekacauan dan dijadikan alasan untuk menyerang para mujahidin dengan tuduh terorisme.

Kebrutalan yang yang sama ditunjukkan penguasa diktator seperti Karimov di Uzbekistan. Dengan dukungan Amerika dan Rusia, penguasa keturunan yahudi ini memerangi siapapun yang ingin menegakkan syariah Islam di bumi  Imam Bukhori tersebut. Karena bagaimanapun bagi Amerika dan sekutunya, tegaknya kembali Khilafah di negeri Islam termasuk Asia Tengah merupakan ancaman yang sangat menakutkan.

Pengkhianatan penguasa negeri Islam tampak dari ketidakpedulian mereka terhadap nasib umat Islam yang tertindas seperti yang dialami umat Islam di Palestina, Republik Afrika Tengah , Nigeria, Ethopia, Myanmar ,Thailand Selatan ,Philipina Selatan , Turkistan Timur (Xianjiang). Sementara nasib umat Islam di negara-negara Barat tidak kalah menyedihkan menjadi korban Islamophobia yang akut. Muslimah dilarang berhijab dan dilecehkan, masjid-masjid dilempari kotoran dan dibakar. Mereka juga kerap dituding pendukung teroris.

Untuk mengokohkan penjajahan di negeri Islam, Negara imperialis pun menggunakan taktik lama pecah belah dan adu domba. Moncong senjata yang seharusnya diarahkan ke muka penjajah yang bengis, malah  diarahkan ke sesama umat Islam. Di Irak, Yaman, dan Suriah, Amerika dengan dukungan agen-agen regionalnya seperti Saudi dan Iran, menyulut konflik sektarian. Akhirnya yang terjadi umat Islam bertikai sesama mereka dan lupa musuh utama mereka yang sejati adalah Amerika.

Kemunculan ISIS -yang tidak memenuhi syarat sebagai Khilafah- dimanfaatkan AS untuk melakukan stigmatisasi negatif terhadap ajaran mulia Khilafah Islam ala minhajin Nubuwah. Sekaligus legalisasi intervensi dan penyerangan di negeri Islam seperti Suriah dan Irak.

Namun segala upaya makar Amerika Serikat dan sekutunya ini yang didukung oleh pengkhianatan penguasa muslim  pasti gagal. Mereka membuat makar, namun Allah juga membuat makar dengan memenangkan kaum muslim. Kesadaran umat bahwa Amerika Serikat dengan ideologi Kapitalisme yang menjadi pangkal penderitaan umat Islam semakin menguat.

Tawaran  demokrasi Amerika dalam krisis Arab Spring terbukti gagal. Jalan demokrasi yang dipilih partai-partai Islam atau berbasis Islam ternyata gagal dan menipu. Sementara Negara-negara Kapitalisme sendiri sedang diambang keruntuhan.Dalam kondisi seperti ini kesadaran umat tentang pentingnya Khilafah Islam semakin menguat.

Semua ini akan memberikan harapan besar bagi umat Islam di tahun 2015 ke depan, Insya Allah dengan perjuangan yang sungguh-sungguh ikhlas dan kerja keras, tentu saja dengan izin Allah SWT, Khilafah Islam akan tegak. Tidak ada yang bisa membendung janji Allah dan kabar gembira dari Rosulullah SAW akan kembalinya Khilafah. Pilihan terbaik kita hanya satu: menjadi penolong agama Allah dengan turut memperjuangkan Khilafah yang akan dibalas Allah SWT dengan pahala yang besar! Allahu Akbar (Farid Wadjdi)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*