Terapkan Visa, Pemerintah Lebanon Batasi Pengungsi dari Suriah

pengungsi suriahHTI Press. Jumlah warga Suriah yang mencari perlindungan ke Lebanon terus bertambah. Sebagaimana yang diketahui, pemerintah Lebanon telah membuka perbatasannya untuk pengungsi Suriah yang menyelamatkan diri dari perang.

Akan tetapi, sejak hari Senin (5/1) lalu, Pemerintah Lebanon memberlakukan aturan baru untuk warga Suriah yang ingin masuk ke Lebanon. Para pencari suaka dari Suriah itu kini harus memperoleh visa terlebih dahulu. Kebijakan ini diambil Pemerintah Lebanon untuk menghentikan aliran masuk para pengungsi yang terus bertambah. Alasannya, Pemerintah Lebanon sudah kewalahan menangani jumlah pengungsi Suriah yang saat ini telah berjumlah lebih dari satu juta jiwa.

Situs bbc.co.uk (5/1) melansir, untuk bisa memperoleh visa, warga Suriah harus memenuhi sejumlah kriteria tertentu terlebih dulu agar bisa mendapatkan visa di perbatasan. Mereka juga harus menjelaskan tujuan kunjungan mereka. Apabila disetujui, mereka baru akan mendapatkan visa untuk jangka waktu tertentu.

Menanggapi hal ini, anggota Maktab I’lami DPP Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Farid Wadjdi menyatakan kepada Media Umat (07/1) bahwa langkah yang diambil Lebanon dalam membatasi jumlah pengungsi Suriah merupakan buah dari konsep nation state (negara bangsa).

“Ini adalah buah dari konsep nation state, atau negara bangsa. Konsep ini memecah belah umat Islam berdasarkan kepentingan nasional dengan mengabaikan ikatan akidah Islam,” kata Farid (7/1).

Ia juga menambahkan, kebijakan yang diambil Lebanon merupakan bentuk kepatuhan penguasanya kepada Amerika Serikat.

“Kebijakan Pemerintah Lebanon itu merupakan bentuk kepatuhan penguasa Lebanon kepada AS, yang menjalankan strategi untuk meningkatkan penderitaan rakyat Suriah, sehingga akan muncul sikap putus asa. Pada gilirannya nanti, akan membuat rakyat Suriah mendukung solusi Amerika, padahal sebelumnya mereka tolak,” jelas Farid.

Lebih jauh, Farid menyebutkan bahwa sikap pemerintah Lebanon yang mempersulit pengungsi Suriah ini menunjukkan pengkhianatan penguasa-penguasa negeri Islam, yang rela membiarkan penderitaan kaum muslimin. Di samping itu, ini juga menjelaskan bahwa mereka rela menjadi alat perpanjangan tangan negara-negara imperialis untuk kepentingan penjajahan di Timur Tengah.

“Namun perlu diingat, semua ini akan mempercepat kejatuhan penguasa pengkhianat, kaum muslimin tidak buta tidak tuli terhadap apa yang mereka lakukan. Akan muncul kesadaran umum di tengah umat, bahwa hanya sistem Khilafah lah yang melindungi mereka, merobohkan sekat-sekat nasionalisme yang melumpuhkan umat Islam,” pungkasnya. (Akmal)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*