Pakistan Lancarkan Tindakan Keras Terhadap Kelompok yang Dicurigai ‘Teroris’
Sebagaimana diberitakan oleh Khaleej Times (4 Januari 2015), Menteri Dalam Negeri Chaudhry Nisar Ali Khan mengatakan dia telah mengusulkan kepada Pemerintah untuk mendeklarasikan “keadaan darurat keamanan nasional selama dua tahun” menghadapi ‘keadaan luar biasa saat ini’.
Dalam sebuah konferensi pers di Islamabad, Nisar mengatakan bahwa tindakan keras nasional telah dilancarkan terhadap organisasi Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP), fasilitator dan penyandang dananya.
Dia mengatakan telah melakukan 400 operasi intelijen. Hasilnya adalah 100 orang ‘teroris’ telah tewas dan 450 orang ditangkap. Mereka juga mendesak warga untuk berbagi informasi dengan para penegak hukum tentang tersangka teroris dan pendukung, fasilitator dan para penyandang dananya.
Menurutnya tentara tidak menekan para politisi dalam masalah ini; bahkan “semua partai politik ikut dalam pertemuan ini dan hal ini tidak diputuskan secara rahasia.”
Menteri juga menekankan bahwa pengadilan militer tidak akan digunakan terhadap para politisi, ulama, media, pengusaha ataupun rakyat sipil, dan pengadilan akan bekerja secara profesional.
“Ada lebih dari 60 organisasi terlarang di negeri itu. Pada tahap pertama, tindakan akan diambil terhadap kelompok-kelompok yang ‘berperang melawan negara’, ujarnya.
Nisar menambahkan, Pemerintah akan mengambil tindakan keras terhadap siapa pun yang menyampaikan pidato kebencian atau memicu perbedaan sektarian.
“Penyalahgunaan pengeras suara tidak akan diizinkan dan tindakan akan diambil terhadap madrasah yang terlibat dalam militansi,” katanya.
“Walaupun sedikit madrasah yang terlibat dalam militansi, kami akan berbagi bukti melawan mereka dengan para ulama dan menugaskan mereka,” tegas dia lagi.
Apa yang dilontarkan oleh Nisar Ali Khan dan umumnya pejabat Pemerintah Pakistan tentu mengandung banyak kebohongan. Faktanya, rezim Pakistan hanya melanjutkan kesuksesan mereka membantu Amerika Serikat dan Barat dalam war on terrorism-nya, tentu dengan menjadikan umat Islam sebagai target. Siapapun yang bersikap anti AS dan Barat serta menolak segala kejahatan AS dan Barat dituduh menyebarkan kebencian, bersikap sektarian dan militan.
Apa yang dilakukan Nisar Ali Khan dan rezim Pakistan tidak lain adalah penyesatan politik dari persoalan Pakistan sebenarnya, yaitu keberadaan Amerika Serikat yang melakukan berbagai makar terhadap umat Islam dengan berkerja sama dengan penguasa Pakistan. [Arif]