Penyerangan terhadap kantor majalah Charlie Hebdo disinyalir karena media tersebut beberapa kali menampilkan kartun Nabi Muhammad. Karena itu, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) menilai media Barat harus berintrospeksi.
“Saya pikir Barat harus berpikir, berintrospeksi,” terang Juru Bicara HTI Ismail Yusanto kepada ROL, Kamis (8/1).
Ismail menyatakan Majalah Charlie Hebdo telah beberapa kali memuat gambar kartun yang melecehkan terkait Nabi Muhammad. Tentunya, hal ini menimbulkan berbagai reaksi dari para umat Muslim di seluruh dunia.
Reaksi dari para Muslim ini pastinya berbeda, ada yang dengan kepala dingin dan ada yang sebaliknya. Ada yang beraksi melalui demo, tapi tak menutup kemungkinan ada pula yang akan mengambil aksi seperti yang kemarin dialami Charlie Hebdo.
“Memang reaksi umat Islam kan macam-macam,” lanjut Ismail.
Melihat ini, seharusnya media bisa menjadi lebih empati terhadap hal-hal sensitif. Pasalnya, media tidak akan pernah bisa tahu reaksi seperti apa yang akan didapatkan. Karena itu, sudah sepatutnya media menjaga kontennya dengan respek.
“Jika penyerangan ini terkait dengan kartun yang mereka sering buat, berarti ini merupakan resiko dari sebuah media yang tidak memiliki empati, sensitifitas dan respek terhadap orang lain, terhadap pihak lain,” jelas Ismail. (republika.co.id, 9/1/2015)