Arogansi yang tidak sesuai dengan realitas objektif multikultural.
Global Times dalam editorialnya, menyebut karikatur yang dimuat Charlie Hebdo sesuatu yang tidak pantas. “Jika Charlie Hebdo tetap bersikeras dengan isu terkait Islam, mereka akan menempatkan pemerintah Prancis dalam situasi sulit.”
BBC dalam laporannya mengutip pendapat seorang analis kontra terorisme, yang menyebut pendekatan Barat terhadap budaya di negara lain sebagai bentuk arogansi, yang tidak sesuai dengan realitas objektif masyarakat multikultural.
Di Rusia, surat kabar Vedomosti mengaitkan perdebatan tentang Charlie Hebdo dan kebebasan berbicara, serta konflik Barat dengan Rusia. Hipokrasi Barat terlihat jelas dari nilai-nilai yang mereka dukung, dan implementasinya yang bertolak belakang.
Charlie Hebdo juga dengan jelas menggambarkan standar ganda Barat. Pada 2009, Charlie Hebdo memecat kartunisnya karena membuat karikatur yang dituduh memicu sikap anti-semit. Maurice Sinet dipecat setelah menolak meminta maaf.
Di Prancis dan negara-negara Barat lainnya, anti-semit merupakan sebuah pelanggaran hukum, sementara menghina agama dan masyarakat non-Yahudi menjadi bagian dari kebebasan berekspresi. (viva.co.id, 15/1/2015)