Pembicaraan damai tidak langsung Israel dengan Suriah akhirnya berbuah sebuah kesepakatan, kata Perdana Menteri Israel Ehud Olmert, Senin, seraya mengatakan serangan Israel ke Gaza telah memperkuat peluang dicapainya pemulihan hubungan diantara kedua negara.
“Kami memulai negosiasi dengan Suriah dan pada akhirnya kami mampu menghasilkan sebuah kesepakatan yang bakal mengakhiri konflik antara kami dan Suriah,” kata Olmert dalam satu pidato.
Olmert pernah membuka pintu negosiasi dengan Damaskus dibawah mediasi Turki tahun lalu sebelum kemudian terpaksa mundur karena skandal korupsi.
Para kandidat pengganti Olmert setelah Pemilu 10 Februari 2009 –Menteri Luar Negeri berkubu tengah Tzipi Livni dan pemimpin oposisi sayap kanan Benjamin Netanyahu– selalu bungkam dalam soal pembicaraan dengan Suriah itu.
Tuntutan utama Suriah dalam setiap kesepakatan adalah pengembalian Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel pada Perang 1967 dan kemudian dianeksasi namun tidak pernah diakui dunia internasional.
Sementara Israel menginginkan Suriah menjauhi Iran, milisi Hizbullah Lebanon dan Hamas di wilayah Palestina, sebuah tuntutan yang ditolak Damaskus.
“Mereka (Suriah) punya banyak keinginan, banyak harapan yang kadang-kadang sangat tidak realistis, namun mereka juga tahu adalah lebih baik berdamai dengan Israel ketimbang memerangi Israel,” kata Olmert dalam sambutannya di depan delegasi Yahudi seluruh dunia.
Israel melancarkan ofensif 22 hari ke Jalur Gaza bulan lalu untuk menghadang serangan roket Hamas, yang menewaskan 1.300 orang yang kebanyakan warga sipil, sementara Israel sendiri kehilangan 13 orang.
Pembantaian besar-besaran Israel membangkitkan protes internasional dan mendorong Presiden Suriah Bashar al-Assad menghentikan pembicaraan tidak langsung dengan Israel dan menyeru negara-negara Arab lain memutuskan hubungan dengan Negara Yahudi itu.
Namun Suriah yang berharap bisa menjalin hubungan dengan AS dibawah Presiden Barack Obama tidak pernah mengesampingkan pengupayaan negosiasi damai dengan Israel.
Olmert mengatakan bahwa Perang Gaza telah mengingatkan musuh-musuh Israel pada kekuatan militer Israel sehingga mempercepat dicapainya kesepakatan damai secara menyeluruh.
“Kini kami harus mencoba dan berinvestasi demi kemajuan berdasarkan prinsip itu, pada prinsip kekuatan Israel, berbasis keyakinan diri yang dimiliki Israel, dalam upaya mencapai hal yang selalu menjadi impian terbesar orang Yahudi dan rakyat Israel, berdamai dengan semua orang,” kata Olmert. (mediaumat.com, 27/01/09)
Sebagian negara Arab (pemimpin Arab) cinta kehidupan, dan takut dengan kematian.Cinta dunia benci akhirat, itulah ciri-ciri bangsa Arab saat ini.
Wahai penguasa SURIAH…
Mengapa Anda berhubungan ‘mesra’ dengan Israel?
Bukankah Anda melihat dengan mata kepala Anda, Israel membunuh saudara (muslim) Anda…???
Jika ini Anda lakukan dengan sadar, ini adalah bentuk pengkhianatan…
Apakah Anda termasuk golongan yang nanti akan dilaknat oleh Allah…???
Atau memang itu yang Anda inginkan…???
bansa arab dulu sebelum para pemimpinnya berhianat pada khalifah adalah orang-orang terbaik dan teladan seluruh ummat namun sekarang bangsa arab dibawah para pemimpin penghianat tidak lebih dari bangsa pengecut yang begitu cinta dunia dan takut mati sehingga sekedar mengusir bangsa kera israel saja mereka tidak sanggup. menyedihkan
Sungguh telah nampak dengan sangat nyata di depan kita bagai matahari di siang hari bentuk pengkhianatan penguasa muslim akankah kita berharap kepada mereka untuk melindungi ummat islam. Sungguh mereka adalah antek-antek asing yang lebih cinta dunia, kemenangan islam tidak akan tercapai melalui tangan mereka, mereka penguasa pengecut bagai kerbau yang dicekcoki hidungnya oleh Amerika dan Israel.
Wahai penguasa kaum muslimin apakah kalian sadar kalau kelak, kalian akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah SWT?
tidak takutkah kalian akan siksaan yang akan ditimpakan oleh Allah SWT atas perbuatan kalian???
Telah nampak bagaikan matahari di siang hari yang terik persekongkolan penguasa muslim dengan musuh Allah SWT. Masihkah kita percaya kepada mereka….TIDAKKKK…
MARI BERJUANG DEMI TEGAKNYA SYARIAH DAN KHILAFAH.
Perjanjian damai dengan Israel adalah cermin penguasa negeri muslim –yang pengecut –. Hanya ada satu kata Khilafah Tegak. Allahu Akbar
kelihatannya negara2 arab maupun anggota OKI bagaikankan menutup mata dan telinga melihat kebrutan kaum zionis/yahudi,apakah mereka sdh tidak ada lagi rasa persaudaraan terhadap sesama muslim…?
paling tidak rasa simpati,tolong menolong terhadap umat manusia…???
cek cek, kenapa yaa, kok pemimpin Suriah mau berdamai dengan yahudi, padahal rakyatnya menolak keberadaan yahudi di tanah Palestina, tapi memang para pemimpin arab banyak yang sangat pengecut dan sangat khianat dan sangat dzolim terhadap rakyatnya. Mereka tidak mau berdamai dengan rakyatnya dan membela kaum Muslimin, tapi kalau dengan yahudi dan amrik, mereka berdamai dan bermesraan serta seiya sekata dalam memrangi ummat Islam.
Pemimpin arab masih menganggap kehidupan itu sangat lama…
atau mereka fikir bisa hidup selamanya,
semoga mereka segera tobat dan menyadari,
bahwa perilaku mereka sudah seperti setan,
pembicaraan damai langsung atau tidak langsung
sesungguhnya hanya menyerahkan jiwa mereka
untuk dimakan mentah2 oleh negara setan yahudi,
…..
kita pernah mendengar istilah “jeruk makan jeruk”,
…..
ini lebih parah lagi,
“setan makan setan”
Waduh bingung lg nh..Suriah yg jelas2 pny kekuatan dan kemampuan mengusir bangsa kera jahanam koq malah latah seperti pengecutnya penguasa kaum muslimin lainnya yg Malah berdamai dgn israel