Juru Bicara HTI Ngopi Bareng Tokoh Masyarakat Kota Kendari

IMG_8386HTI Press, Kendari. Kehadiran Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia Muhammad Ismail Yusanto di Kota Kendari kali ini, memberi kesan baru dan berbeda bagi masyarakat Kota Kendari. Kesempatan kali ini Ismail tidak mengisi acara seminar di hotel atau di Aula, tetapi di Warung Kopi, dengan kemasan santai dan akrab. Acara yang digagas oleh Hizbut Tahrir Indonesia Kota Kendari dengan nama Ngobrol Politik Islam – NGOPI bersama Jubir HTI ini menghadirkan sekira 50 orang Tokoh Ulama, Intelektual, Pengusaha, Advokat dan tokoh masyarakat lainnya. Pada Kesempatan ini Ismail menyampaikan isu terhangat dan analisis politik HTI terhadap isu tersebut. Di antaranya adalah isu pelantikan Kapolri, penurunan harga premium, Liberalisasi negara dan isu hangat lainnya.

Ismail menjelaskan bahwa pergantian pejabat negara di negeri ini hampir seluruhnya merupakan politik transaksional, dan political game, dan ini merupakan tipikal asli dari Kapitalisme demokrasi. Dalam soal penurunan harga BBM hingga Rp. 6.600, dijelaskan bahwa meskipun terjadi penurunan harga, tetapi tujuan utama dari menaikkan harga BBM pada November 2014 lalu telah tercapai yakni harga BBM dengan tanpa subsidi. Analisis lain yang disampaikan bahwa ke depan SPBU berlogo Pertamina milik swasta bisa jadi akan berganti menjadi SPBU asing semisal Shell, Total atau lainnya, jika profit yang diberikan lebih baik daripada yang diberikan Pertamina.

Acara yang dilaksanakan pada Sabtu (17/1) di Warung Kopi Haji Anto 2 ini dipandu oleh Humas HTI Sulawesi Tenggara Saenuddin. Para peserta mengikuti kegiatan ini dengan santai tetapi serius dan penuh keakraban. Antusiasme peserta mendengarkan pemaparan yang diselingi dengan joke ini menjadikan peserta betah hingga jam 23.30 malam. Mereka diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk berkomentar, sambil menikmati kopi khas Kendari dan snack. Para tokoh yang sudah memahami perjuangan Hizbut Tahrir ini menitipkan pengharapan yang besar pada HTI untuk sebuah perubahan menuju Khilafah dan bukan dengan demokrasi. []ardhy

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*