Harga Kebutuhan Pokok Masih Tetap Tinggi

Penurunan harga premium dan solar yang diikuti dengan kebijakan penyesuaian tarif angkutan umum terhitung Selasa (27/1) belum memengaruhi harga kebutuhan pokok.

Harga sejumlah komoditas, terutama sayuran seperti tomat, cabai, kentang, dan bawang merah, daging ayam, dan minyak goreng masih tetap tinggi sejak sebulan terakhir. Sementara harga telur ayam negeri naik sebesar Rp 1.000 per kilogram dari Rp 13.000 sampai Rp 14.000 per kilogram menjadi Rp 14.000 sampai Rp 15.000 per kilogram.

Sejauh pengamatan, Selasa kemarin, di Pasar Kramat Jati (Jakarta Timur) serta Pasar Kebayoran Lama, Palmerah, Tanah Abang, dan Senen (Jakarta Pusat), harga tomat bervariasi Rp 5.000 sampai Rp 11.000 per kilogram tergantung ukuran dan kualitas. Tomat termurah berukuran kecil, sementara harga tertinggi untuk tomat kualitas baik dengan ukuran diameter rata-rata 3-4 sentimeter.

Harga cabai keriting dan cabai rawit merah tinggi, yakni Rp 20.000 sampai Rp 40.000 per kilogram. Harga cabai keriting merah terendah sebesar Rp 30.000 per kilogram dan tertinggi sebesar Rp 40.000 per kilogram. Sementara harga cabai rawit merah terendah mencapai Rp 20.000 dan harga tertinggi sebesar Rp 30.000 per kilogram.

Harga cabai merah besar Rp 15.000-Rp 20.500 per kilogram. Demikian juga harga cabai rawit hijau tetap sebesar Rp 12.000-Rp 15.000 per kilogram.

Produk lain

Harga komoditas lainnya yang masih tinggi terjadi pada kentang dan bawang merah. Harga kentang bervariasi berdasarkan ukuran, yakni Rp 4.000 per kilogram untuk kentang berukuran kecil, Rp 5.000 per kilogram untuk kentang ukuran sedang, dan Rp 6.000 per kilogram untuk kentang ukuran besar. Harga bawang merah Rp 7.000 sampai Rp 12.000 per kilogram.

Harga daging ayam negeri atau broiler juga masih tetap tinggi. Harga komoditas ini bervariasi berdasarkan berat badan, Rp 24.000 sampai Rp 31.000 per ekor.

Harga daging ayam dengan berat badan 1,2 kilogram sebesar Rp 24.000 sampai Rp 25.000 per ekor. Harga daging ayam dengan berat 1,5-1,7 kilogram sebesar Rp 27.000 sampai Rp 28.000 per ekor dan berat 2 kilogram seharga Rp 30.000 sampai Rp 31.000 per ekor.

Untuk minyak goreng curah, harganya Rp 7.500 sampai Rp 8.500 per liter.

Beras

Harga tinggi juga masih terjadi untuk komoditas beras. Sejumlah pedagang di Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur, dan pengecer mengatakan, harga beras bervariasi Rp 4.800-Rp 5.800 per kilogram dan di tingkat pengecer harga beras Rp 5.000-Rp 7.200 per kilogram.

”Harga beras sudah naik sejak dua bulan lalu dan sampai sekarang masih tetap tinggi dan belum juga turun,” ujar Mira, pedagang beras eceran di Jalan HOS Cokroaminoto, Ciledug, Tangerang.

Harga beras IR 46 sebesar Rp 4.800-Rp 5.000 per kilogram, Ramos 3 sebesar Rp 5.100-Rp 5.300 per kilogram, Pandan Wangi Rp 7.000-Rp 7.200 per kilogram, Ramos I sebesar Rp 5.600-Rp 5.800 per kilogram, Ramos II Rp 5.500-Rp 5.700 per kilogram, dan Sengon asal Bandung Rp 5.800-Rp 6.200 per kilogram.

Pembeli barang kebutuhan sehari-hari banyak yang mempertanyakan, harga barang itu dinaikkan ketika biaya angkutan naik, seiring naiknya bahan bakar. Tetapi kenapa harga-harga kebutuhan tidak turun ketika harga bahan bakar turun? (Koran Kompas, 28/01/09)

5 comments

  1. “Akan tejadi berulang-ulang ketidakseimbangan perekonomian kita jika masih ditopang dengan sistem ekonomi kapitalisme. Rakyat melarat, rakyat bingung, rakyat tetap miskin. Hanya Syariah dan Khilafah yang mampu menyelesaikan persolan ekonomi dunia” Allahu Akbar !!!!

  2. hasil dari sistem kapitalisme memang gitu kalu diterapkan,,,,
    anehnya masih mau dipake…..wudeng atau memang mau ngeliat kaya makin kaya
    miskin tetep miskin bahkan tambah miskin…

    …padah di SD dulu juga talh dibahas kalau sistem kapitalisme itu bobrok….yang menimbulkan kesenjangan sosial….
    hei saudaraqu…masih ingat ga di SD dulu ….hee
    Presiden ma pejabat disono pernah SD ga y….

  3. herri siddik

    inilah ketidak mampuan pemerintah Indonesia dalam memperbaiki perekonomian rakyatnya, harga kebutuhan pokok melambung tinggi, yang di PHK sudah sangat banyak, tingkat kejahatan begitu tinggi,yang korupsi banyak sekali, mana janjinya untuk mensejahterakan rakyat. Inilah akibat perekonomoian yang dibangun dengan sistim kapitalisme sekuler dan sistim riba.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*