Soal Karikatur Nabi, Dzulmi Eldin S : “Ini Radikalisasi Islam”

10171911_1578731842342560_2176224898215399896_nHTI Press, Medan. Menyikapi berbagai persoalan umat Islam kekinian, walikota Medan berharap kepada kepada Hizbut Tahrir agar pengembangan Islam mulai dari urusan Narkoba sampai pada kerja sama membentengi akidah umat Islam. Hal ini disampaikan Dzulmi Eldin saat menerima Kunjungan DPD I HTI Sumut Rabu (21/1)

Soal Narkoba, Eldin mengatakan bahwa narkoba adalah pangkal kejahatan. Sehingga diharapkannya Hizbut Tahrir Jangan bosan-bosan menyampaikan dampak narkoba kepada generasi muda saat ini.” Dampak narkoba ini cukup berbahaya terutama kepada pemakai, keluarga dan masyarakat, untuk itu mari kita sama-sama memberikan sosialisasi kepada mereka yang masih berusia muda, sehingga mereka terhindar dari bahaya narkoba.” Ujarnya.

Kemudian dia juga Angkat bicara soal karikatur Penghinaan nabi. Orang Nomer 1 Di medan Ini mengatakan sangat Kecewa dan menyebutkan pelakunya sangat keterlaluan. Katanya, bahwa ini momentum pembuatan karikatur adalah bentuk pelabelan Islam. “.. momentum karikatur untuk menyatakan islam ini loh” kesalnya. Tambahnya lagi, Islam yang tidak pernah mengganggu keyakinan lain dan gak pernah mengganggu nabi lain dengan kejadian Karikatur ini bentuk tidak menghargai Umat Islam. Jadi dia menegaskan bahwa kejadian ini adalah bentuk radikalisasi Islam. Pada kesempatan itu dia berhadap adanya pemahaman agar pencegahan yang berkali – kali berulang ini tidak terjadi lagi.

Menanggapi hal itu, perwakilan DPD I Hizbut Tahrir Sumut Azwir Ibnu Aziz memaparkan metode Hizbut Tahrir. Yakni, mengubah pola berpikir masyarakat dan dilakukan tanpa kekerasan dengan landasan islam. Qiyadah Fikriyah(kepemimpinan berpikir) dan Qaidah Fikriyahnya(landasan berpikir) harus sesuai islam.

Sementara Soal Narkoba, Marwan Abu Zahid Humas HTI Sumut dalam kesempatan itu mengatakan butuh adanya pendidikan Ilmu agama kepada generasi muda. Dia menyadari betul kekecewaan walikota akan pendidikan formal yang tidak mampu membentuk kepribadian generasi dengan benteng agama. Akan tetapi, di satu sisi marwan juga mengecewakan adanya banyak pendapat masyarakat karena lebih suka dan senang mengajarkan anak anaknya dengan sains dan teknologi, dari pada dengan mengajarkannya dengan ilmu agama (spiritual). “Dan seharusnya anak itu tidak hanya cerdas intelektualnya namun juga cerdas spritualnya,” pesannya.

Di antara lain pengurus Hizbut Tahrir yang hadir saat itu adalah Musa Abdul Ghani, S. Ag, Syaifurrahman, Urwanto, dan Muhamad Dani.[]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*