Hizbut Tahrir Protes Pemerintah Prancis Lakukan Standar Ganda

HTI Surabaya protes penghinaan nabi

Sekitar 500 massa dari Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Senin (19/1/2015) siang melakukan aksi di depan Gedung Negara Grahadi Surabaya untuk memprotes standar ganda yang dilakukan oleh Pemerintah Prancis atas kasus penembakan di Kantor Charlie Hebdo.

M. Ismail Ketua DPD HTI Surabaya merasakan adanya ketidakseimbangan persepsi masyarakat Prancis yang seolah-olah berat sebelah dalam menanggapi peristiwa tragis ini.

“Mereka memuat gambar yang jelas-jelas menyinggung perasaan kaum Muslimin itu dianggap sebagai kebebasan berekspresi. Namun wanita muslimin yang memakai kerudung di sana tidak diperbolehkan,” ujarnya pada suarasurabaya.net

Seharusnya, masih menurut Ismail, penyerangan yang terjadi di Kantor Charlie Hebdo tersebut bisa membuat Pemerintah Prancis untuk berpikir ulang mengenai arti dari sebuah demokrasi.

“Demokrasi akan menjadi damai ketika toleransi dijalankan. Tentu persepsi yang memojokkan umat Islam ini tidak adil. Ini karena kesalahan Charlie Hebdo sendiri,” katanya

Ismail sebenarnya juga menyayangkan penembakan tersebut, ini bisa membuat rumit hubungan antara umat Muslim dan Non-Muslim di seluruh dunia.

“Tindak kekerasan memang tidak menguntungkan, baik bagi kaum Muslim maupun Non-Muslim. Bagi Non-Muslim akan semakin takut dengan Islam, sebaliknya, peristiwa ini pun juga membuat umat Muslim yang berada di Prancis sana merasa tertekan,” ungkapnya

Tambahnya, meskipun memprotes keras adanya karikatur tersebut, dirinya juga menganggap penembakan yang menewaskan 12 karyawan Charlie Hebdo adalah sesuatu yang salah.

“Kalau misalnya ada pencuri, kita kan tidak boleh mengadili pencuri itu. Itu kan sama juga melanggar hukum. Maka, seharusnya cara yang terbaik menanggapi karikatur tersebut adalah menyerahkannya kepada pihak berwajib untuk diselesaikan secara hukum,” paparnya

Hizbut Tahrir seharusnya menjadwalkan untuk bertemu dengan pihak Pusat Kebudayaan Prancis yang berada di Surabaya hari ini. Namun pertemuan tersebut tidak terlaksana karena kantor Pusat Kebudayaan Prancis tersebut hari ini tutup.

“Kita ingin sampaikan pesan kepada pemerintahan mereka agar tidak menggunakan standar ganda. dalam menanggapi peristiwa ini,” pungkasnya.

Sekadar diketahui, pada Selasa (13/1/2015) pasca penembakan, Charlie Hebdo kembali menjadikan karikatur “Nabi Muhammad” sebagai cover tabloid dengan tulisan “Tout est Pardonne” (semua sudah dimaafkan). (suarasurabaya.net, 19/1/2015)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*