HTI Jember: Nabi Muhammad Dihina, Umat Islam Tidak Terima

???????????????????????????????HTI Press, Jember. Ratusan massa turun jalan dan menggelar protes di depan gedung DPRD Jember, Sabtu (24/1/2015). Massa yang tergabung dalam Aksi Bersama Ummat Bela Nabi Saw. yang digelar Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) DPD Jember itu mengecam penghinaan yang dilakukan Tabloid Charlie Hebdo di Paris Perancis, beberapa waktu lalu. Mereka membentangkan sejumlah poster bertuliskan kecaman terhadap kesengajaan majalah tersebut menerbitkan kartun-kartun Nabi Muhammad Saw. yang bernada melecehkan dan menghinakan.

Secara tertib, sejak pagi, peserta aksi yang terdiri dari laki-laki perempuan itu menyita perhatian di seputaran bundaran yang padat lalu lintas itu. Peserta juga membagi-bagikan buletin Al-Islam yang berisi sikap islami HTI terhadap aksi keji Charlie Hebdo yang sudah dilakukan berulang kali itu. Sedangkan peserta yang lain, mengibarkan bendera al-Liwa’ dan ar-Rayah sembari diselingi dengan pekikan takbir. Secara bergantian, para orator mengungkapkan sikap Islam yang wajib ditempuh oleh kaum muslimin dalam menyikapi berbagai bentuk penghinaan terhadap Nabi Muhammad Saw., termasuk Charlie Hebdo. Dengan pengawalan polisi, setelah aksi peserta membubarkan diri dengan tertib.

Ketua HTI DPD Jember Ustadz Abdurrahman Sholeh dalam orasinya menegaskan, setelah peristiwa penembakan di kantor tabloid Charlie Hebdo di Paris, Perancis beberapa waktu lalu, yang menewaskan 12 orang, tabloid satir itu bukannya berusaha introspeksi dan menahan diri untuk tidak lagi menerbitkan kartun-kartun yang menghina Nabi Muhammad. “Kenyataan, Charlie Hebdo malah nekad menerbitkan ulang kartun-kartun yang menghina itu. Bahkan kali ini, sengaja mencetak dengan jumlah tiras yang lebih besar lagi. Disebut-sebut hingga 3 juta eksemplar. Dan edisi khusus itu habis terjual dalam beberapa jam saja,” tegasnya.

Menurut Abdurrahman, pihak redaksi Charlie Hebdo menyatakan bahwa mereka sengaja menerbitkan ulang kartun-kartun itu untuk menunjukkan pada dunia bahwa mereka tidaklah bisa ditundukkan atau ditaklukkan oleh kekerasan dan teror. Tindakan mereka itu mendapatkan dukungan dari publik, termasuk dari sejumlah pemimpin negara-negara barat yang baru lalu melakukan aksi demo besar di Paris, Perancis, untuk mengutuk serangan yang mereka sebut sebagai tindakan barbar. “Dukungan para pemimpin barat merupakan bentuk permusuhan nyata kepada Islam dan umat Islam. Inilah yang selama ini ditunjukkan oleh negara demokrasi Kapitalis itu,” ungkapnya.

Ditegaskan, berbagai bentuk penghinaan terhadap Nabi Muhammad yang dilakukan oleh tabloid Charlie Hebdo bukanlah yang pertama. Para pelaku media massa terbitan barat yang membenci Islam itu sudah ke sekian kalinya melecehkan Nabi Muhammad, seperti Jyllan Posten di Denmark dan lainnya. Selalu saja mereka berdalih, pembuatan dan pemuatan kartun ini merupakan bagian dari kebebasan berekspresi (freedom of expression). “Inilah hakikat demokrasi yang mengusung kebebasan bereskepresi dengan cara keji menghina nabi. Dengan alasan seni yang bebas nilai, mereka berani melukai nabi,” tegasnya.

Orator lainnya, Ustad Fachruddin mengungkapkan, penghinaan kepada Nabi Muhammad oleh media massa barat itu dapat dikritisi dari dua hal. Pertama, hiprokrisi barat. Selama ini, barat menunjukkan sikap yang hipokrit terhadap Islam dan kaum muslimin. Mereka selalu menggunakan standar ganda untuk tujuan mendiskreditkan Islam “Bila benar mereka berpegang pada prinsip kebebasan berekspresi, mengapa perempuan muslim Perancis dilarang memakai purdah? Bukankah itu juga merupakan bagian dari ekspresi? Juga, dalam faktanya, kebebasan berekspresi dimaknai sekadar kebebasan untuk menghina Nabi Muhammad Saw. Ketika ada orang yang menghina Yahudi, langsung disebut sebagai anti semit dan dikenai hukuman,” katanya.

Kedua, kejadian ini menunjukkan kelemahan umat Islam. Umat Islam yang kini berjumlah lebih dari 1,6 miliar terbukti tidak mampu menghentikan penghinaan kepada Nabi yang mulia, sehingga tindakan keji itu terjadi berulang-ulang. Banyak fakta pelecahan terhadap junjungan Nabi Muhammad yang menjadi teladan umat Islam, ternyata umat Islam tidak berdaya menghadapi bentuk kekejian yang dilakukan barat. “Ini terjadi tidak hanya pada tindakan pelecehan media barat terhadap Nabi Saw., tetapi juga terhadap tindak teror yang dilakukan Israel di Palestina, dan umat Islam di belahan dunia, umat Islam gagal bersatu untuk menghilangkan penderitaan kaum muslimin,” tandas Fachrudin.

Humas HTI DPD Jember Ustad Henri Fatkhurrachman menegaskan bahwa HTI sebagai partai politik berideologi Islam tidak tinggal diam untuk mengajak umat bersikap tegas sebagai diperintahkan oleh Allah dan Rasul-nya. Untuk itu, berkenaan dengan hal itu, HTI melalukan aksi di sejumlah kota dan memberikan pernyataan tegas. “HTI menuntut redaksi tabloid Charlie Hebdo dan pemerintah Perancis untuk menghentikan segala bentuk penghinaan terhadap Nabi Muhammad Saw., sekarang dan di masa mendatang. Dan menarik kembali 3 juta eksemplar tabloid edisi terbaru yang memuat kembali kartun-kartun yang menghina Nabi Muhammad Saw.” tegasnya saat membacakan press release HTI di sela-sela aksi tersebut.

Dikatakan, Islam memiliki metode yang pasti dalam menyelesaikan bentuk penghinaan kepada Nabi Muhammad Saw. Sebagaimana diriwayatkan dari Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib ra., dalam hadits Abu Dawud dinyatakan, “Bahwa ada seorang wanita yahudi yang sering mencela dan menjelek-jelekkan Nabi Saw. (oleh karena perbuatannya itu), maka perempuan itu telah dicekik sampai mati oleh seorang laki-laki. Ternyata Rasulullah Saw. menghalalkan darahnya”. Untuk itu, HTI menuntut pelaku penghinaan ini dihukum mati bila dia seorang muslim. Bila pelakunya orang kafir dari kalangan Yahudi atau Nasrani, juga dihukum mati kecuali mereka bertaubat dan masuk Islam. Demikianlah ketentuan syariah Islam sebagaimana dinyatakan Imam As-Syaukani, Imam Syafi’i dan Imam Hambali. “HTI juga menyerukan kepada seluruh umat Islam untuk bahu-membahu dalam membela kehormatan Nabi Muhammad,” katanya.

Ustad Henri menegaskan, HTI menyerukan kepada seluruh umat Islam untuk menolak dengan keras setiap paham atau doktrin yang tidak islami, seperti doktrin tentang HAM, sekularisme dan liberalisme. Sebab, di atas paham itulah kebebasan berekspresi tanpa batas berdiri dengan segala implikasi buruknya seperti pembuatan kartun yang menghina Nabi Muhammad Saw. “HTI juga mengajak umat untuk sungguh-sungguh berjuang menegakkan Khilafah. Karena hanya Khilafahlah yang akan secara nyata menghentikan semua penghinaan itu, serta melindungi kehormatan Islam dan umatnya,” ungkapnya.

Sebagai bukti, kata Ustad Henri, keberadaan Khilafah dalam menjaga martabat Islam dan umat Islam pernah ditunjukkan oleh khalifah Abdul Hamid II terhadap Perancis dan Inggris yang hendak mementaskan drama karya Voltaire, yang menghina Nabi Muhammad Saw. Ketegasan sang khalifah, yang akan mengobarkan jihad melawan Inggris itulah yang akhirnya menghentikan rencana jahat itu sehingga kehormatan Nabi Muhammad tetap terjaga. “Saatnya umat Islam bangkit, tegakkah syariah dan Khilafah,” ungkapnya disambut takbir peserta aksi. []MI Jember

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*