KUII ke-6: Khilafah Memiliki Fakta dan Akar Historis yang Kuat di Indonesia

Pejabat RI dalam Pembukaan KUII ke-6

Pejabat RI dalam Pembukaan KUII ke-6

HTI Press. Mengomentari pernyataan Sri Sultan Hamengkubuwono X tentang hubungan kesultanan dengan kekhilafahan, Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Muhammad Ismail Yusanto menyatakan Khilafah memiliki fakta dan akar historis yang kuat di negeri ini.

“Memang Sudah menjadi qadarullah bahwa Sri Sultan sendiri yang menceritakan hubungan kekhilafahan dengan kesultanan. Tentu akan lain halnya jika saya sendiri yang menyampaikan hubungan kekhilafahan dengan negeri ini,” ujarnya kepada www.hizbut-tahrir.or.id, Senin (9/2) di sela sela pembukaan Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) ke-6 di pagelaran Kraton Ngayogyakarto Hadiningrat.

Menurut Ismail, Sri Sultan tadi memberikan pemahaman faktual bahwa perjuangan khilafah memiliki basis sejarah di negeri ini. Sehingga salah besar jika ada yang masih mengatakan perjuangan Hizbut Tahrir dalam menegakkan kembali khilafah sebagai perjuangan yang ahistoris.

“Karena Sri Sultan saja mengakui peran Khilafah dan menjadikan bendera dari Kekhilafahan Turki sebagai tanda keabsahan kesultanannya. Dan saat ini duplikat bendera tersebut disimpan sebagai bendera pusaka,” pungkas Ismail.

Sebelumnya, dalam pembukaan KUII ke-6, Sri Sultan HB X mengungkapkan hubungan Khilafah Utsmaniyah dengan tanah Jawa. “Sultan Turki Utsmani meresmikan Kesultanan Demak pada tahun 1479 sebagai perwakilan resmi Khalifah Utsmani di tanah Jawa,” ujarnya

Menurutnya, Sultan Turki pula yang mengukuhkan Raden Fatah sebagai khalifatullah di Jawa. “Perwakilan Khilafah Turki di Tanah Jawa, ditandai dengan penyerahan bendera hitam dari kiswah Ka’bah bertuliskan kalimat tauhid, dan bendera hijau bertuliskan Muhammad Rasulullah,” bebernya.[]Yusuf Mustakim/Joy, Foto: Hermanto-Aga

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*