HTI-Press. DPD II Hizbut Tahrir Indonesia Kab. Garut, kembali menggelar acara diskusi publik bertajuk “Ganyang Israel, Kubur Kapitalisme”, Ahad, 25 Januari 2009. Acara yang digelar terkait agresi zionis Israel ke tanah kaum Muslim Palestina ini berlangsung dengan penuh haru dan diikuti para peserta diskusi dengan penuh antusias. Acara bertempat di Gedung Da’wah kompleks Masjid Agung Garut, mulai pukul 8 pagi dan diikuti kurang lebih dua ratusan peserta, baik ikhwan maupun akhwat.
Diskusi publik ini menghadirkan dua orang pemateri, antara lain Ustadz Edi Effendi, SP yang merupakan salah seorang pengurus DPD II Hizbut Tahrir Indonesia Kab. Garut dan Ustadz Tiar Anwar pakar sejarah Islam yang juga penulis buku tentang Palestina berjudul HAMAS.
Dalam ceramahnya Ustadz Edi memaparkan tentang bagaimana kebrutalan bangsa zionis yang keji dan tidak menghiraukan sendi-sendi kemanusiaan yang memang sangat sulit untuk di maafkan. Lebih lanjut menurut Ustadz muda yang biasa di sapa Kang Edi ini terkait kebrutalan bangsa Yahudi ini, ada sedikitnya empat poin yang harus di perhatikan umat Islam, di antaranya :
1. Tindakan barbar bangsa Israel bukan hanya harus dikecam dan dikutuk dengan keras saja, tetapi juga harus dihadapi dan dilawan dengan kekuatan yang setimpal. Sesungguhnya demonstrasi yang di lakukan oleh umat Islam di sejumlah negara-negara Arab pada hari ahad ( 28/12/2008 ) menunjukan, bahwa mereka ingin melakukan hal itu, dan dengan izin Allah mereka akan bisa mengalahkan Israel, namun penguasa merekalah yang justru menjadi penghalang. Bukan hanya itu, para penguasa merekalah yang justru menutup pintu perbatasan Palestina dengan negara-negara mereka, sehingga anak-anak, kaum perempuan dan orang tua kaum Muslim Palestina menjadi terisolasi dan menjadi sasaran pembantaian brutal oleh mesin-mesin perang bangsa Israel.
2. Sikap terhadap serangan brutal itu, AS dan negara-negara Barat justru memaklumi tindakan Israel, padahal tindakan biadab ini nyata-nyata merupakan tindakan terorisme, dan melanggar HAM. Hal ini membuktikan, HAM hanyalah bualan belaka, yang hanya di peruntukan untuk AS beserta sekutunya, tapi tidak untuk warga Palestina dan juga umat Islam. Serangan membabi buta Israel menunjukan bahwa globar war on terrorism itu hanyalah kedok belaka untuk memerangi Islam. Bila sungguh-sungguh ingin memerangi terroris, mengapa tindakan ini dibiarkan dan para pejabat Israel yang bertanggung jawab juga tidak di sebut teroris?
3. Menyerukan kepada para penguasa negeri-negeri Muslim untuk bersatu mengerahkan kekuatan militernya untuk menghentikan kebiadaban bangsa Israel dan melindungi warga Palestina di san. Bila tidak, berarti para penguasa negeri-negeri Muslim telah mengkhianati Allah, Rasul-Nya dan orang-orang mukmin dengan membiarkan terjadinya pembantaian terhadap warga Palestina.
4. Menyerukan kepada umat Islam untuk secara sungguh-sungguh berjuang demi tegaknya Khilafah, karena hanya Khilafahlah yang akan mampu menyatukan sekitar 1,4 milyar umat Islam di seluruh dunia dengan segenap potensi yang di milikinya. Dengan kekuatan itulah, mereka akan memiliki kekuatan untuk melindungi diri, termasuk melawan kebiadaban yang dilakukan bangsa Zionis terhdap bangsa Palestina sekarang ini.
Demikian paparan dari Ustadz Eddie yang kemudian di sambut oleh pekik takbir dari para peserta yang memadati aula gedung da’wah ini. Lebih lanjut Ustadz Edi mengingatkan umat Islam, perihal ditarik mundurnya pasukan Israel secara sepihak dari jalur Gaza, bukanlah akhir dari agresi Israel, karena bangsa Israel selalu berbuat licik dalam melakukan pencaplokan terhadap tanah Palestina.
“Kita semua telah mafhum bahwa Israel selalu berbuat curang dalam stateman politiknya, bahkan Israel tak sungkan untuk melanggar berbagai resolusi PBB yang konon merupakan organisasi perdamaian dunia.”
Sementara Ustadz Tiar Anwar yang merupakan praktisi sejarah Islam memaparkan tentang asal usul berdirinya negara Palestina sejak masa kekhilafahan Umar bin Khatab hingga hingga akar permasalahan konflik yang terus berlanjut hingga sekarang. Ustadz Tiar juga menerangkan tentang letak geografis negara Palestina secara detail, termasuk letak tempat-tempat bersejarah serta letak Masjid Al-Aqsha yang sesungunhnya. Selain itu Ustadz Tiar juga mempromosikan hasil tulisanya, sebuah buku berjudul HAMAS kepada mustami’ yang hadir.
Dalam sesi interaktif panitia acara mempersilahkan peserta diskusi untuk menyampaikan beberapa pertanyaan ataupun ungkapan kepada pembicara. Dari sekian penanya para peserta diskusi rata-rata mengeluhkan persatuan umat Islam saat ini yang dinilainya sangat memprihatinkan.
Menjelang adzan zduhur akhirnya acara ditutup dengan pembacaan do’a. Kemudian di lanjutkan dengan ramah tamah antar peserta diskusi yang sejak pagi mengikuti acara dengan penuh antusias dan dengan semangat ukhuwah Islamiyah yang begitu tinggi. (Kantor Humas DPD II HTI Garut)
Galeri Foto:
mantaB
Garut semangat euy !