ISIS menjadi dalih Amerika untuk melanggengkan penjajahannya di Afghanistan. Hal itu terungkap dalam pernyataan Menteri Pertahanan Amerika Terpilih Ashton Carter saat menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh Komite Militer Senat AS tentang kekhawatiran keamanan dalam upaya meningkatkan jumlah atau evakuasi pasukan AS di Afghanistan.
“Saya akan mempertimbangkan kembali rencana evakuasi dalam kasus tersebut,” ungkapnya seperti dilansir Assosiated Press, baru baru ini. Carter juga menambahkan bahwa dirinya menyadari adanya laporan tentang ISIS yang tengah meningkatkan pengaruhnya di Afghanistan.
Terlepas dari kenyataan bahwa pasukan Barat telah melakukan rencana lain dari rencana jahat mereka untuk mengeksploitasi tindakan ISIS, menurut aktivis Hizbut Tahrir Afghanistan Saifullah Mustanir, Amerika dan negara negara kafir Barat telah mengambil keuntungan lain dari tindakan salah yang dilakukan ISIS.
“Mereka menggunakan apa yang dilakukan ISIS sebagai sarana untuk menyeret rezim-rezim boneka di negara-negara Muslim dalam rangka bersatu memerangi seruan global atas kembalinya sistem Islam, juga untuk menekan umat Islam di negara-negara mereka,” ujar Saifullah kepada Kantor Media Pusat Hizbut Tahrir, Senin (9/2).
Saifullah juga menyebut keinginan Amerika dan sekutunya menduduki kembali Afghanistan secara penuh agar Afghanistan menjadi titik balik bagi perang AS dan tentara salib kolonial NATO untuk menuju Asia Tengah dan Laut Kaspia.
“Di samping itu, juga untuk menyebarkan perselisihan sektarian dan dilestarikannya perpecahan politik, serta untuk mengarahkan opini publik untuk menentang konsep Khilafah yang benar sesuai dengan metode kenabian,” ujarnya.[]