Ratusan Warga Palestina Melarikan Diri Karena Israel Membuka Bendungan ke Lembah Gaza
Ratusan warga Palestina dievakuasi dari rumah-rumah mereka pada hari Minggu pagi setelah pemerintah Israel membuka sejumlah bendungan di dekat perbatasan, sehingga membanjiri Lembah Gaza setelah terjadi badai musim dingin yang parah baru-baru ini.
Kementerian Dalam Negeri Gaza mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa layanan pertahanan sipil dan tim dari Kementerian Pekerjaan Umum telah mengungsikan lebih dari 80 keluarga dari kedua sisi lembah Gaza (Wadi Gaza) setelah rumah-rumah mereka terendam air karena tingkat air mencapai lebih dari tiga meter.
Gaza telah mengalami banjir besar dalam beberapa hari terakhir di tengah terjadinya badai besar dimana terjadi penurunan suhu dan hujan deras yang dingin.
Badai itu memaksa puluhan penduduk mengungsi dan menyebabkan kesulitan bagi puluhan ribu orang lain, termasuk sekitar 110.000 warga Palestina yang kehilangan tempat tinggalnya akibat serangan Israel selama musim panas.
Penderitaan ini diperparah oleh terus berlangsungnya pengepungan penuh atas Gaza oleh Israel selama delapan tahun terakhir, dan pemerintah Zionis itu sangat membatasi pasokan listrik dan ketersediaan bahan bakar untuk generator. Mereka juga mencegah para pengungsi untuk membangun kembali rumah-rumah mereka, karena sebagian besar bahan-bahan bangunan dilarang masuk.
Jurubicara pelayanan pertahanan sipil Gaza, Muhammad al-Midana, memperingatkan bahwa hal ini dapat menyebabkan kerusakan lebih lanjut jika Israel membuka lebih banyak bendungan ke wilayah itu, dan mencatat bahwa air yang mengalir sangat deras yang berasal dari perbatasan Israel melalui lembah dan menuju ke laut Mediterania.
Banyak keluarga yang dievakuasi telah dikirimkan ke tempat-tempat penampungan yang disponsori oleh UNRWA, badan PBB untuk pengungsi Palestina, di kamp pengungsi al-Bureij dan di lingkungan al-Zahra di Jalur Gaza tengah.
Lembah Gaza (Wadi Gaza) adalah lahan basah yang terletak di Jalur Gaza tengah antara kamp pengungsi al-Nuseirat dan al-Moghraqa. Wilayah ini disebut HaBesor dalam bahasa Ibrani, dimana mengalir dari dua aliran sungai –satu yang sumbernya dari Bersyeba, dan yang lainnya berasal dari dekat Hebron.
Bendungan-bendungan Israel di sungai yang mengumpulkan air hujan telah mengeringkan lahan basah di dalam wilayah Gaza, dan menghancurkan satu-satunya sumber air di wilayah itu.
Warga terus menggunakannya untuk membuang limbah karena tidak adanya cara lain untuk melakukannya, namun, hal ini menciptakan bahaya lingkungan.
Ini bukan pertama kalinya pemerintah Israel membuka bendungan-bendungan di Lembah Gaza.
Pada bulan Desember 2013, pemerintah Israel juga membuka bendungan-bendungan di tengah terjadinya banjir besar di Jalur Gaza. Banjir mengakibatkan rusaknya puluhan rumah dan memaksa banyak keluarga di wilayah itu untuk mengungsi.
Pada tahun 2010, bendungan-bendungan itu juga dibuka, sehingga memaksa 100 keluarga mengungsi dari rumah-rumah mereka. Pada saat itu layanan pertahanan sipil mengatakan bahwa mereka telah berhasil menyelamatkan tujuh orang yang hampir tenggelam. (maannews.com, 22/2/2015)