Situs BBC (28/2) mempublikasikan berita tentang pernyataan Sir John Sawers, mantan Kepala Dinas Intelijen Luar Negeri Inggris, yang dikenal dengan “MI6”, bahwa Islam sebagai agama tidak siap untuk hidup dan memperbarui diri agar sejalan dengan nilai-nilai abad ini.
Menjawab pertanyaan tentang alasan mengapa beberapa orang berubah menjadi ekstremis, ia mengatakan bahwa ada dua jawaban untuk pertanyaan mengapa orang menjadi ekstremis.
Pertama, menurutnya, adalah bahwa umat Islam “kurang berintegrasi” dalam masyarakat Inggris. Di samping ada sejumlah faktor sosial dan ekonomi yang terkait dengannya.
Kedua, bahwa agama Islam “secara keseluruhan tidak dipersiapkan dengan baik untuk hidup dan memperbarui diri, agar sejalan dengan nilai-nilai dan standar hidup masyarakat di abad kedua puluh satu”.
Ia menambahkan: “Oleh karena itu ada tantangan politik besar, dan ini hanya dapat dilakukan oleh para pemimpin dunia Islam, tidak bisa dipaksakan pada mereka oleh Barat”.
Pernyataan Sir John Sawers, mantan Kepala Dinas Intelijen Luar Negeri Inggris disampaikan dalam sebuah program wawancara “To Day, Hari ini” di radio BBC 4.
Wawancara itu dilakukan setelah pengungkapan identitas Mohammed Emwazi (27 tahun), yang disebut “John Jihad”, seorang warga Inggris yang lahir di Kuwait.
*** *** ***
Sir John Sawers menyakini bahwa Islam yang bertanggung jawab atas munculnya ekstremisme di kalangan pemuda Muslim. Sekiranya ia konsisten dengan istilah ekstremisme, maka menjadikan Islam yang bertanggung jawab atas fenomena ini, adalah kezaliman dan bentuk permusuhan. Dengan demikian, ini merupakan bagian dari serangan ganas terhadap Islam dan pemeluknya, dengan menyebutnya kolot dan kaku, bahkan Islam disebutnya sebagai musuh pemikiran, ilmu pengetahuan dan kemajuan. Demia Allah, sungguh ini benar-benar kebencian dan kebodohan.
Benar, kaum Muslim menolak untuk berintegrasi ke dalam masyarakat Barat di mana mereka tinggal. Juga benar bahwa Islam tidak siap untuk mengubah konsep dan hukumnya supaya sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku di komunitas yang beragam. Semua itu adalah fakta, tapi itu tidak menghasilkan para ekstrimis. Benar, ini adalah fakta, tetapi hal ini tidak mengurangi dan mengecilkan kemampuan Islam, justru semakin menguatkan kebenaran Islam sebagai ideologi bagi manusia yang memiliki pemikiran, berupa konsep, tolok ukur, dan nilai-nilai yang menentukan karakteristik masyarakat Muslim, menyediakan untuk manusia segala yang dia butuhkan, serta mewujudkan cita-cita hidup sejahtera, damai, aman dan tenteram yang menjadi impian setiap manusia, dengan tetap menghargai akal pemberian Allah yang membedakan manusia dari makhluk-makhluk lainnya.
Bagaimana itu terjadi pada Islam, ideologi yang datang untuk menciptakan kehidupan manusia pada tingkat tertinggi yang selayaknya bagi manusia; dan bagaimana Islam sebagai ideologi akan menerima pemikiran, konsep dan tolok ukur yang bertentangan dengan Islam, bahkan Islam melihatnya sebagai penyebab penderitaan dan ketidakbahagiaan manusia. Sungguh, Islam datang untuk membangkitkan manusia, mengangkatnya dari kehidupan jahiliyah, dan membebaskannya dari taklid buta atas apa yang sudah dilakukan nenek moyangnya, sehingga manusia berjalan dengan cahaya ilmu yang terang (keyakinan) yang dibangun melalui proses berpikir, akibatnya manusia melihat yang benar adalah benar, dan yang batil adalah batil.
Lebih dari iru, meski Islam adalah ideologi, namun Islam berbeda dari ideologi-ideologi lainnya yang dibuat oleh manusia. Sumber Islam bukanlah pikiran manusia, tetapi berasal dari Tuhan manusia, yang menciptakan alam semesta, manusia dan kehidupan. Oleh karena itu, kaum Muslim meyakini kebenaran konsep, tolok ukur dan nilai-nilai yang dibawanya, karena semuanya berasal dari yang menciptakan alam, termasuk yang menciptakan sistem kehidupan untuk kebaikan manusia dan kehidupannya. Jadi, wajar kalau kaum Muslim sangat berpegang teguh terhadap agamanya, dan mereka menolak untuk mengubah atau mengganti hukum-hukum dan tolok ukurnya. Dengan demikian, ini bukanlah sikap kolot dan kaku, tapi keyakinan atas kebenaran ideologinya, dan kesalahan ideologi yang lain.
Ideologi-ideologi itu akan pernah ketemu, dan para pemiliknya tidak akan saling berintegrasi, namun akan bergulat secara pemikiran untuk membuktikan kebenaran dan kelebihan ideologinya agar ia menjadi pemimpin umat manusia, yang akan merumuskan konsepnya, membuat tolok ukurnya, dan menentukan nilai-nilainya.
Mungkin klaim Sir John Sawers tidak keluar untuk konteks ini, yaitu konteks perang terhadap ideologi Islam, musuh dari ideologi kapitalis yang berlaku di dunia saat ini. Barat merasakan ancaman pemikiran-pemikiran Islam atas ideologinya, dan kuatnya kaum Muslim dalam mengemban ideologinya, serta bergerak cepat untuk mengembalikan ideologi Islam sebagai ideologi semua manusia. Sehingga ini berarti kematian ideologi kapitalis dan keruntuhan peradabannya.
Semoga Sir John Sawers dan yang sepertinya tahu bahwa Islam datang lebih cepat dari yang mereka perkirakan, dan kapitalisme mereka yang busuk akan jatuh, apa pun yang mereka lakukan untuk mengokohkan dan menjangkan umurnya, serta menghalangi laju para pengemban dakwah Islam.
﴿وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ﴾
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (TQS. An-Nūr [24] : 55).
Dan semoga mereka tahu kebaikan yang sedang dinanti manusia, yaitu runtuhnya kapitalisme yang busuk, dan kembalinya Islam yang agung memimpin dunia.
Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 3/3/2015.