HTI Press, Surabaya. ‘Ulama yang masih ada ketakutan ditinggalkan pengikutnya karena berjuang menegakkan syariah dan khilafah, berarti masih belum menjadi ulama panutan yang sebenarnya. Karena ulama panutan sebenarnya pasti akan selalu memiliki panutan,’ penjelasan Ketua DPP HTI, Rokhmat S. Labib saat Multaqo Ulama se-Jawa Timur (15/03) di Asrama Haji Hall B, Sukolilo, Surabaya.
Lebih lanjut, dipaparkan bahwa Indonesia di tangan Jokowi-JK, neo-liberalisme semakin kokoh. Liberalisasi di bidang migas dengan payung UU no 22 thn 2001 dilakukan secara total, kenaikan harga BBM sekaligus pencabutan subsidi disertai kenaikan harga gas-elpiji. Liberalisasi di bidang kesehatan dalam bentuk implementasi BPJS.
Di tangan Jokowi-JK pula, Neo-imperialisme asing juga semakin mencengkeram Indonesia, mulai dari pasar bebas ASEAN, penjualan besar-besaran aset negara, pelonggaran investasi asing, penyerahan pembangunan infrastruktur vital kepada korporasi asing, memberikan peluang kepada asing untuk memimpin BUMN, mengizinkan korporasi menjarah kekayaan alam, serta penjarahan oleh Freeport terus berlanjut.
Lebih parah lagi, sumber utama penghasilan negara dilakukan dengan pemalakan dahsyat melalui pajak. Dengan tetap menambah dan memperbesar hutang ribawi luar negeri. Jokowi-JK pula yang semakin meminggirkan Islam seperti wacana penghapusan kolom agama di KTP, wacana penghapusan doa di awal belajar, larangan guru agama asing. Itulah penguasa Ruwaibidhah, tandas Rokhmat S. Labib dengan tegas.
Di akhir paparan, disampaikan bahwa solusinya tiada lain harus kembali ke Islam. Dan khilafahlah sebagai metode syar’iy penerapan hukum Islam. [] MI Jatim