Hizbut Tahrir Indonesia Melanjutkan Kehidupan Islam
Kantor berita Reuters, Rabu (18/3) mengutip dari perusahaan gas alam Israel “Tamar” yang mengatakan bahwa perusahaan Mesir “Delphinus Holdings” akan membeli gas alam dari ladang gas alam Israel “Tamar” senilai 1,2 miliar dolar.
Sumber yang sama menambahkan bahwa perjanjian tersebut menetapkan untuk menjual sedikitnya lima miliar meter kubik gas dalam tiga tahun pertama. Gas tersebut akan diekspor melalui pipa laut yang dioperasikan oleh East Mediterranean Gas Company (EMG).
Delegasi Israel telah mengunjungi Kairo awal Februari lalu untuk membahas cara-cara terkait pengangkutan dari ladang gas alam Israel “Tamar” melalui pipa laut yang dioperasikan oleh East Mediterranean Gas Company (EMG) yang didedikasikan terutama untuk mengangkut gas dari Mesir ke Israel.
Perjanjian Sebelumnya
Mesir telah menjual gas ke Israel sesuai kontrak selama dua puluh tahun. Namun kesepakatan itu hancur pada tahun 2012, setelah serangan berulang-ulang pada perbatasan di Semenanjung Sinai Mesir. Sehingga, sejak saat itu semua aktivitas dilakukan. Kemudian East Mediterranean Gas Company (EMG) pemerintah Mesir menuntutnya untuk memperoleh kompensasi.
Dalam beberapa waktu terakhir telah ditemukan ladang gas alam lepas pantai, seperti ladang gas alam “Tamar”, yang diperkirakan memiliki cadangan sekitar 280 miliar meter kubik, dan ladang gas alam “Lothian (Leviathan)” Israel yang memiliki cadangan dua kali lebih besar. Sehingga dengan semua itu telah mengubah Israel dari pengimpor menjadi pengekspor gas alam.
Kairo menemui banyak kesulitan dalam menghadapi tingginya biaya energi karena subsidi pemerintah yang besar untuk bahan bakar. Subsidi ini telah menyebabkan Mesir berubah dari negara pengekspor energi menjadi negara pengimpor dalam beberapa tahun terakhir. Sungguh kekacauan politik dan keamanan yang telah menyelimuti negara setelah revolusi 25 Januari 2011 memberikan kontribusi besar terhadap perubahan ini (aljazeera.net, 18/3/2015).
