Bila tidak menyebut secara definitif ideologi sesat yang dimaksud, pernyataan Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sulistyo yang menyebut kegiatan ekstrakurikuler sekolah rawan disusupi ideologi sesat, menurut Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia Muhammad Ismail Yusanto menimbulkan keresahan di tengah masyarakat.
“Pernyataan model begini yang justru menimbulkan keresahan di tengah masyarakat, orang tua menjadi waswas, kuatir apa yang disebut Ketua PGRI itu terjadi dan tentu saja berakibat buruk bagi kegiatan sekolah,” ujar Ismail kepada mediaumat, Jum’at (20/3) melalui telepon selular.
Karena itu, Ketua PGRI harus menjelaskan apa yang dia maksud ideologi sesat itu. “Kalau yang dimaksud itu sekularisme, kapitalisme, liberalisme, kemudian westernisme saya setuju memang itu harus diwaspadai. Orang tua juga pantas kuatir bila anak anaknya itu kesusupan itu semua,” ungkapnya.
Tapi kalau yang dimaksud itu Islam, itu yang harus dipertanyakan lagi, apa yang dimaksud ideologi sesat Islam itu. “Karena bagaimana pun juga kita tidak bisa mengatakan Islam sebagai ideologi sesat!” tegasnya.
Menurutnya, pernyataan yang harus dipersoalkan kalau yang dimaksud ideologi sesat itu Islam. Ismail berharap bukan Islam yang dimaksud Ketua PGRI. Karena sekarang ini justru para pendidik dan orang tua sangat perlu ekstrakurikuler yang berbasis Islam untuk penguatan keberagamaan pada anak anak.
“Karena dari mana kita bisa berharap ada perbaikan di kalangan remaja dari persoalan yang sekarang ini tengah diderita dan dialami dunia pendidikan seperti tawuran, seks bebas dan narkoba kalau bukan dari agama Islam kan? Jadi kontra produktif kalau yang dimaksud ideologi sesat itu Islam,” pungkas Jubir HTI ini.
Kompas.com hari ini memberitakan pernyataan Ketua PGRI Sulistyo yang menyebut kegiatan ekstrakurikuler sekolah rawan disusupi ideologi sesat.(mediaumat.com, 20/3/2015)