HTI Press, Bogor. “Hidup sudah semakin susah, harga-harga naik, yang dulu tidak ada pajak, sekarang dikenai pajak. Rakyat semakin dihimpit dengan kesulitan hidup. Permasalahan hidup pun semakin kompleks. Kira-kira apa yang menjadi penyebabnya?” tanya KH Hafidz Abdurrahman di awal paparannya pada Dauroh Akbar di Masjid Raya Bogor Ahad (22/03).
Jika umat tidak mengetahui penyebab permasalahan yang sedang dihadapinya, lanjutnya, maka akan sulit menyelesaikan permasalahan tersebut dan akan sulit menemukan solusinya, sehingga hanya berujung pada sikap pasrah.
“Itulah gambaran masyarakat Indonesia pada umumnya saat ini! Sekalipun permasalahan selalu merundung mereka, akan tetapi mereka hanya bersikap diam dan pasrah saja,” ujarnya di hadapan lebih dari 300 peserta acara yang diselenggarakan oleh DPD II Hizbut Tahrir Indonesia Kota Bogor tersebut.
Menurutnya, permasalahan rakyat Indonesia tidak kunjung selesai akibat Indonesia dipaksa menggunakan ideologi dan sistem kapitalisme. Kapitalisme adalah ideologi yang dibangun berdasarkan akidah sekulerisme, yang memisahkan antara agama dan negara. Memisahkan antara ruh dengan materi. Ideologi ini membangun standar kehidupan berdasarkan asas manfaat. Maka untuk mendapatkan manfaat, harus LIBERAL.
Dampak diterapkannya sistem kapitalisme di Indonesia, jelasnya, 86 persen migas nasional dikuasai asing, sektor-sektor vital dikuasai asing, utang menggunung, cicilan utang sampai pada masa tujuh turunan, hutan dikuasai swasta, kebutuhan pokok dipaksa impor, angka kemiskinan tinggi dan merata, indeks pembangunan manusia terendah, Indonesia pun menjadi negeri darurat perzinaan, darurat narkoba, darurat korupsi.
“Untuk itu, selamatkan Indonesia dari ancaman neo-liberalisme dan neo-imperialisme. Save Indonesia with Syariah and Khilafah,” pungkasnya.
Di akhir acara, pemandu acara Anas Nasrun memandu sesi tanya jawab. Ada tiga orang peserta mempertanyakan tentang konsep khilafah serta bahaya ISIS di tengah umat.
Sebagai penutup acara, Peserta memanjatkan doa bersama untuk keberkahan dan keselamatan bangsa Indonesia dari bahaya neo-liberalisme, dari bahaya neo-imperialisme, dan dari bahaya kaum munafikun yang selalu menebar kebencian kepada Islam. [] MI Kota Bogor