Teroris ‘Patriot’ Dari Georgia Rencanakan Pemboman di Tempat Umum Agar Publik Menuduh Muslim Pelakunya

teroris patriotApi fanatisme anti-Muslim sudah demikian besarnya sehingga tidak terhitung orang-orang, maupun para pejabat dari Partai Republik, kaum profesional fanatik bahkan para pemimpin Kristen yang melayani kebencian publik dengan berbagai cara.

Baru-baru ini seorang pria dari Georgia, Amerika, menanam bom dan ingin melihat orang-orang yang tidak berdosa mati sehingga umat Islam akan disalahkan sebagai pelakunya. Dia menyebut dirinya sebagai seorang ‘patriot. ”

Pria itu, Michael Sibley, yang menggambarkan dirinya sebagai seorang “patriot” menanam bom di sebuah taman nasional di Georgia.Sebelumnya pada awal pekan lalu, seorang pria non-Muslim menyerang petugas federal di bandara AS dengan racun semprot dan parang sambil membawa enam bom rakitan di dalam tas ranselnya. Bisa dibayangkan seandainya dia benar-benar seorang Muslim, media akan mengungkap habis hal ini.

Sibley, yang berusia 67 tahun dan tinggal di Roswell, Georgia, mengatakan kepada petugas FBI bahwa dia menanam bom itu karena dalam pandangannya, “Tidak ada yang memperhatikan apa yang terjadi di dunia.” Rupanya sebagai seorang “patriot” dia bersedia melukai atau bahkan membunuh sesama orang Amerika agar mereka terbangun dari ancaman yang sedang dihadapi Amerika.

Sibley menaruh beberapa memorabilia Muslim di dalam ranselnya bersama dengan dua “bom rakitan” (IED).

Pertama, dia menaruh salinan Quran di ranselnya, karena dia  mengira seorang Muslim radikal akan meledakkan kitab sucinya. Kedua, dia memasukkan buku yang berjudul “The Rape in Kuwait” (Perkosaan di Kuwait) ke dalam ranselnya yang merupakan kumpulan kisah dari orang-orang yang menderita di tangan Saddam Hussein ketika pasukannya menginvasi Kuwait di 1990.

Sibley juga menulis nama “Mina Khodari” dalam ranselnya. Mengapa? Dia mengatakan kepada agen FBI bahwa nama itu terdengar “asing.” Padahal nama “asing,” itu adalah nama kode yang digunakan oleh anggota parlemen dari Partai Republik untuk menyebut “hukum syariah” dalam undang-undang mereka untuk melarang hukum Islam diberlakukan di Amerika.

Jika dicari di Google, “Mina Khodari” adalah nama Timur Tengah  yang umum dikenal  di Arab Saudi.

Juga, Sibley menambahkan peta Pusat Komunitas Yahudi di Atlanta dan informasi “sasaran empuk” lain seperti sistem kereta api komuter Atlanta. Rupanya dia percaya bahwa tempat-tempat itu akan menjadi target serangan.

Untungnya bom itu tidak meledak. Dan Sibley ditangkap dan didakwa hari Senin di pengadilan federal atas tuduhan melakukan upaya untuk “merusak atau menghancurkan” dengan sebuah “ledakan” harta benda yang dimiliki oleh Amerika Serikat.

Namun, dia tidak dituduh sebagai seorang teroris. Padahal, di bawah UU federal, “terorisme dalam negeri” didefinisikan sebagai tindakan “membahayakan kehidupan manusia” yang melanggar hukum federal atau negara bagian dan “tampak dimaksudkan” untuk mempengaruhi kebijakan pemerintah atau “mengintimidasi atau memaksa penduduk sipil.”

Namun, juru bicara Jaksa AS mengatakan mereka tidak bisa berkomentar tentang hal ini sementara kasus ini ditunda.

Di sisi lain, ancaman terorisme dengan pelaku Muslim selalu menjadi headline di media, pada laporan tahunan 2014, hanya 37 orang Amerika yang terbunuh oleh terorisme sejak Peristiwa 11/9. Sementara itu, hanya dalam enam tahun terakhir, 63 orang Amerika telah tewas di Amerika Serikat oleh orang-orang yang berkaitan dengan kelompok-kelompok sayap kanan. (RZ/Daily Beast)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*