HTI Press, Purworejo. “Saat ini negeri yang kita cintai sedang dalam acaman yang serius. Namun ada beberapa elemen masyarakat yang belum menyadari. Ancaman itu salah satunya ialah liberalisme dan imperialisme gaya baru,” ungkap Yasin dari DPD II HTI Purworejo saat memberikan sambutan agenda Halqah Islam Peradaban, Ahad (29/3).
HIP kali ini mengambil tema: ‘Indonesia Kita Terancam NeoLiberalisme dan NeoImperialisme’, dengan menghadirkan tiga pembicara, Drs.Jayadi Imam Nugroho (praktisi pemerintahan), Ir.Orbani Nur Syam (Mantan DPC Gerindra Purworejo), dan KH Siddiq Al Jawi (DPP HTI).
Jayadi Imam memaparkan karut marutnya pengelolaan negeri ini. Sebagai contoh, dalam hal mengatasi HIV AIDS, pemerintah melakukan kampanye kondomisasi yang nyatanya tidak menyelesaikan masalah utamanya. Termasuk dalam hal mengelola perekonomian negeri ini justru menyerahkan tata kelolanya kepada swasta asing. Hal ini menunjukkan suatu bentuk neoliberalisme dan neoimperialisme.
Sedangkan Orbani mengungkap karut marut dan bagi-bagi kekuasaan dalam lingkungan parpol. Partai yang dalam kampanyenya selalu menyuarakan untuk memenuhi kepentingan rakyat pada faktanya ketika di lapangan tidaklah demikian, justru kepentingan dan hawa nafsu para politisi biasa menjadi yang terdepan. Sejatinya, menurutnya, individu parpol ingin menjalani sistem yang baik. Namun sistem saat ini memaksa para pelaku parpol untuk bertindak jauh dari baik.
Siddiq Al Jawwi menegaskan, penyebab kerusakan negeri ini jika dipetakan ada dua hal, yakni pemimpinnya yang zalim, dan sistemnya yang rusak. Maka solusi menyelesaikan neoliberalisme dan neoimperialisme, adalah dengan adanya pemimpin yang amanah, yakni pemimpin yang mau menerapkan syariah Islam secara kaffah, serta penerapan syariah Islam secara kaafah dalam sistem negara khilafah. []