Adakah ISIS Berbahaya Bagi Indonesia

11039844_1112624485429714_5223779381804194003_nHTI Press, Medan. “ISIS memang perlu disikapi proposional, namun saat ini bahaya nyata yang sedang dihadapi Indonesia adalah neo-liberalisme beserta neo-imperialisme” tegas Marwan Rangkuti (Humas HTI Sumut) pada agenda Komite Intelijen Daerah Provinsi Sumatera Utara (Kominda), Selasa (31/3) di Aula Catur Mapolda Sumut. Marwan juga memaparkan secara rinci bahaya dan kerusakan nyata neo-liberalisme beserta neo-imperialisme, yang telah lama menggurita di setiap lini kehidupan bangsa Indonesia, namun belum disikapi secara nyata dan serius oleh penguasa.

Dalam paparan materi yang lain Marwan juga menyampaikan, “ISIS memang sangat kontroversial dan tidak mewakili Islam, aktivitasnya yang arogan, intoleran dan menebar terror menjadi deskripsi buruk bagi Syariah, Khilafah dan Jihad”. Sejumlah Tokoh beserta penjabat intelijen POLRI, TNI, Kejaksaan, Bea Cukai, dan Kesbanglinmas Kabupaten/Kota se-SUMUT yang hadir juga diingatkan oleh Marwan terkait bahaya ISIS Effect berupa kriminalisasi terhadap simbol-simbol Islam, kriminalisasi terhadap ide-ide Islam terkhusus ide Syariah, Khilafah dan Jihad yang merupakan kewajiban, kemudian fobia terhadap dakwah Islam, serta intervensi pengaruh asing pada kebijakan politik maupun keamanan di Indonesia degan dalih memerangi ISIS, serta efek berupa pemberlakuan kembali security appoarch lewat revisi UU Ormas maupun UU Terorisme serat UU Kamnas, yang kesemuanya bukan menyelesaikan masalah tetapi justru akan menambah provokasi munculnya masalah-masalah baru di Indonesia.

Sedangkan pemateri yang lain Prof. DR. H. Syahrin Harahap (Guru Besar UIN SUMUT) memaparkan, bahwa sudah selayaknya ISIS itu ditolak keberadaannya dari negeri ini karena secara kasat mata terlihat bahwa tindakannya selalu menyebar teror dan mengkafirkan orang-orang yang berseberangan dengan pendapat mereka. Hal lain yang juga harus diwaspadai adalah daya tarik ISIS bagi sebagian masyarakat. Selain mengusung jihad dan anti barat, ISIS juga menjanjikan gaji yang besar bagi pengikutnya. “Ini kan menggiurkan bagi sebagian. Mengingat adanya himpitan politik dan ekonomi yang sedang terjadi di negeri ini”, ucapnya.

Maratua Simanjuntak (Ketua FKUB SUMUT), menanggapi paparan kedua pemateri dengan menyatakan masalah negeri ini sudah cukup banyak dan kompleks, maka pemerintah jangan semakin membuat resah masyarakat dengan monsterisasi ISIS. Seharusnya lebih memberikan perhatian terhadap umat beragama sehingga keharmonisan dapat terus terjaga dan tujuan masyarakat madani dapat tercapai. Tanggapan senada juga disampaikan DR. H Arifinsyah (Anggota FKUB SUMUT), sedangkan Zulkrnain (MMI) menambahkan menyimpangnya aqidah dan manhaj ISIS sudah sangat jelas sebagaimana pernyataan ulama-ulama di Iraq dan Suriah tempat beraktivitasnya ISIS. Dan yang menarik adalah respon salah seorang penjabat intel Simalungun, yang meminta kajian akademis terkait neo-liberalisme dan neo-imperialisme yang mengancam Indonesia, sehingga bisa menjadi bahan kajian serta materi bagi mereka untuk disampaikan di masyarakat, sehingga masyarakat tidak teralihkan oleh ISIS. Wallohua’lam [Ngatirin/MI SUMUT]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*