Industri elektronik Jepang, Panasonic, mengumumkan akan mengurangi 15.000 pekerja dan menutup 27 pabriknya akibat melesunya perekonomian global.
Setengah dari lapangan kerja yang hilang itu berada di Jepang dan sisanya di beberapa negara. Industri Jepang terpukul akibat menurunnya eksport, seperti dilaporkan wartawan BBC Roland Buerk dari Tokyo.
Ini merupakan perusahan besar Jepang terbaru yang melaporkan hasil yang mengkuatirkan akibat melambanya perekonomian global.
Anjloknya permintaan TV layar tipis, kamera digital, dan peralatan elektronik membuat Panasonic kini memperkirakan kerugian 4 miliar dollar lebih pada akhir tahun fiskal.
Jepang amat menderita akibat melesunya keuangan global dengan eksprot yang turun sampai sepertiga pada bulan Desember dibanding masa sebelumnya. Nilai Yen yang menguat makin memperburuk situasinya.
Produksi diturunkan, belanja konsumen juga turun dan pengangguran meningkat. Biasanya industri Jepang enggan melakukan PHK atas karyawan tetapnya, yang bekerja di dalam satu perusahaan sepanjang hidupnya.
Namun setelah resesi Jepang tahun 1990-an dan reformasi yang ditempuh pemerintah, pekerja kontrakan dan paruh waktu meningkat jumhlahnya menjadi sepertiga dari total angkatan kerja. (Republika, 04/09/02)
Asslkm
Ya kasihan juga klo liat teman-teman Indonesian yang bekerja di Jepang sini yang harusnya kerja seminggu 6 hari sekarang cuma dikasi 3 hari saja…itu pun gak boleh sampe full jam nya sehingga ada kemungkinan banyak yang pulang ke Indonesia..selain panasonic, Toshiba, Sony, Canon akan menempuh PHK ini pula…diluar dugaan taro aso mengambil kebijakan bagi-bagi uang bagi rakyatnya karena krisis tersebut, jadi agak mirip dengan bagi2 BLT ala pemerintah Indonesia….namun disisi lain Jepang juga mulai melirik perbankan syariah di Timteng untuk sistem Investasinya….BTW semuanya ini adalah pola ekonomi Kapitalisme yang menimbulkan buble effect…yang sengsara rakyat kecil…indeed syariah system is only solution for us.
wass
wasslkm