Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) menuntut pemerintah untuk melakukan nasionalisasi terhadap perusahaan-perusahaan minyak dan gas di Indonesia.
Juru Bicara HTI Muhammad Ismail Yusanto menilai, kenaikan BBM, kelangkaan sembako, dan juga kesulitan hidup yang dihadapi rakyat Indonesia, sebagai dampak diterapkannya kapitalisme sekuler, baik dibidang ekonomi dan politik.
Karena itu, menurutnya, sudah saatnya sistem kapitalis yang selama ini mencengkram dan menimbulkan kesengsaraan rakyat harus diganti dengan penerapan sistem ekonomi Islam berlandaskan pada syariah yang dikelola secara adil dan mandiri.
Yusanto mengatakan, HTI mempertanyakan penjelasan pemerintah bahwa dengan kenaikan harga minyak mentah dunia, subsidi makin meningkat. “Ini patut dipertanyakan karena tidak semua minyak yang kita pakai itu impor. Karenanya aneh bila itu kemudian disetarakan dengan harga internasional. Kita itu masih memproduksi 910 ribu barel setiap hari. Mustinya kalau kita mau bicara tentang subsidi, itu adalah minyak yang diimpor, bukan seluruh minyak yang kita pakai, ” tandasnya.
Begitu pula dengan penjelasan pemerintah bahwa dengan dinaikkannya BBM akan mengurangi jumlah orang miskin di Indonesia. Menurut Ismail, hal ini bertentangan dengan berbagai simulasi yang diselenggarakan oleh para pakar yang menyatakan bahwa kenaikan BBM justru akan menambah jumlah orang miskin sebesar 26 juta jiwa.
Ismail juga menambahkan, Pemerintah harus memperbaiki hubungan antara pemerintah dan rakyat yang selama ini berlangsung seperti penjual dan pembeli. “Hubungan antara rakyat dan Pemerintah itu harusnya seperti antara pemilik BBM itu sendiri dengan pihak yang mendapat mandat untuk mengelola sehingga rakyat berhak mendapatkan miliknya itu dengan harga yang murah, ” tambah Ismail.
Jika tuntutan ini tidak dipenuhi oleh Pemerintah, HTI akan menganggap bahwa pemerintahan SBY-JK adalah pemerintahan yang dzalim dan tidak patut didukung lagi. Aksi ini juga selain diikuti oleh ratusan orang dari ormas Hizbut Tahrir
Selain berorasi, mereka juga meneriakkan takbir, dan yel-yel antaranya “SBY-JK, susah bensin ya jalan kaki”, “Kapitalisme…hancurkan, syariah… tegakkan.” (novel; www.eramuslim.com; Selasa, 13 Mei 08 18:11 WIB)
Memang sudah saatnya ladang minyak yang kita miliki dikelola sendiri, jangan diserahkan kepada Kapitalis dunia. Ingat bahwa sesungguhnya Air,Api, dan Rumput adalah milik rakyat. Api disini adalah energi termasuk minyak. Oleh karena itu pemerintah hendaknya mengelola ladang minyak yang ada melalui BUMN (Pertamina) dan didistribusikan kepada pemiliknya (rakyat)dgn harga murah. Kepada pemerintah saya sampaikan INGAT bahwa pada saatnya nanti anda akan diminta pertanggungjawabannya oleh Allah dalam hal pengelolaan negara ini termasuk masalah ladang minyak ini. Pilih NERAKA atau SURGA ???
Inilah fakta yang terjadi kalau sistem kapitalisme merasuki pemikiran penguasa negeri ini. Mereka dengan seenaknya mengeluarkan kebijakan yang sangat tidak menguntungkan rakyatnya. Rakyatnya dijadikan sapi perahan yang sewaktu-waktu dapat diambil susunya.
di tubuh pemerintahan sby-jk banyak komprador2, termasuk mafia barkleyv. musuh dalam tubuh kita sendirilah yang lebih sulit dibrantas. hanya dengan kembali pada islam, para komprador dapat sirna
Kekayaan negeri ini merupakan anugerah dari ALLAH SWT sekaligus amanah untuk para Pemimpin negeri ini, mengelola dengan baik untuk kemaslahatan rakyatnya bukan proyek cari untung dengan mengorbankan rakyatnya.
” YA ALLAH SADARKAN PARA PEMIMPIN NEGERI INI, KEMBALIKAN MEREKA KEPADA JALAN YANG ENGKAU RIDHOI ( SYARIAT ) “.
pres, wapres, tim ekonomi sby enake dikapake ya…., sak-enake mundak2ke BBM, durung mundak BBMe, lombok wis mudak, beras mundak, gereh panganane wong cilik yo mundak. ayo pak Is, di pimpin REVOLUSI, aku dukung nomer siji…..setujuuuuuu
Rakyat Tidak Patut mendukung
Pemerintahan yang dzalim…
Nasionalisasi=Dikelola negara=dimiliki negara ???
Hancurkan Kapitalisme secepatnya!
Tegakkan Khilafah sesegeranya!
Terapkan Sistem Ekonomi Islam!
Allahu Akbar!!!
(catatan: wartawan eramuslim salah tulis judul. mungkin belum paham. di dalam Islam tidak ada “nasionalisasi”, yang ada hanya penyesuaian kepemilikan berdasarkan hukum syara’. “Nasionalisasi” seperti dijelaskan dalam Nizham al-Iqthishadiy merupakan tambal-sulam ekonomi kapitalisme).
Seharusnya HTI meluruskan opini yg dibikin oleh Eramuslim.Karena sesungguhnya konsep HTI tidak mengusulkan NASIONALISASI dalam solusi mengatasi penguasaan asing atas aset-aset negara maupun kepemilikan umum. Karena konsep Nasionalisasi hanya dikenal dalam ideologi sosialis, sedang HTI bukan sosialis.Jangan biarkan opini ini dijadikan mafhum publik sehingga mempersepsikan HTI seperti sosialis,sekali lagi mohon HTI menganulir opini Nasionalisasi. Semoga menjadi bahan Muhasabah bersama
Sekitar lebih dari 30 an BUMN siap DiJual Sampai akhir 2008
1.PT Krakatau Steel
2.PT. Perkebunan Nusantara
3.Kawasan Industri Medan
4.Kawasan Industri Makasar
5.BNI Persero
6.PT.Asuransi Jasa Indonesia
7.Bank Tabungan Negara
8.Kawasan Berikat Nusantara
9.Sucofindo
10.Rekayasa Industri
11.PT.Kraft Aceh
12.PT.Dirgantara Indonesia
13.PT.Inka
14.Kawasan Industri Wijayakusuma
15.PT.Adhi Karya
16.Jakarta Lloyd
17.Industri Sandang
18.PT Inti
19.Rukindo
20.Bahtera Adi Guna
21.PTPN VII
22.Surveyor Indonesia
23.Pembangunan Perumahan
24.Kawasan Industri Surabaya
25.Yodya Karya
26.Kimia Farma dan Indofarma
27.PT BomaVista
28.PT Baraya
29.Dok Perkapalan Surabaya
30.Dok Perkapalan Bahari
31.Biramaya Karya
32.Industri Kapal Indonesia
DASAR PEMERINTAHAN BANDIT,MAU DIJUAL SEKALIAN NEGARANYA
Sepakat dengan
sobat trust in the truth
dan
sobat Shofhi Amhar
serta
sobat Salman Arif-Surabaya
Islam tidak mengenal Nasionalisasi…
sobat akhi salman arif-surabaya, nasionalisasi yang dimaksud oleh JUBIR HTI berbeda konteksnya dengan nasionalisasi antara bangsa dan sumber daya alam…
kita memang menolak faham nasionalisme antar bangsa, tapi nasionalisasi indstri dalam arti dikelola oleh negara bukan oleh asing maka kita dukung…
“Nasionalisasi=Dikelola negara=dimiliki negara ???”
>> Dikelola oleh negara (Khilafah) dan hasilnya dikembalikan sebanyak-banyaknya untuk kesejahteraan rakyat. Allahu Akbar!
‘Ismail juga menambahkan, Pemerintah harus memperbaiki hubungan antara pemerintah dan rakyat yang selama ini berlangsung seperti penjual dan pembeli.’
Benar juga adanya kalo ada yang mengatakan bahwa negeri ini sesungguhnya adalah “corporate state” atau negara perusahaan dan yang dimimpinnya oleh PENGUASAHA artinya penguasa yang berkelakuan seperti pengusaha. yang hanya mencari keuntungan dari rakyatnya bukan menyejeterahkan rakyat.
inilah buah sistem kapitalisme yang diterapkan di negeri ini. tidakkah saatnya Sistem Islam menggantikannya ?
Hanya Sistem Islam yang akan dapat menyejeterahkan seluruh umat manusia baik di dunia maupun akherat.
Pemerintah bukan MAKELAR….
yang menjual harta ummat pada Asing PENJAJAH dengan secuil imbalan
wahai Ummat Muhammad…
saatnya antum tegakkan Khilafah yang menerapkan syari’ah, pengayom harta-darah dan kehormatan saudara semua ….
bukan sebaliknya.